Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR-ABS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Herry Jogaswara mengatakan Rumah Program BRIN yang kedua yakni Data Raya konteksnya lebih mendalami hal-hal digital untuk memberikan kemudahan riset bahasa dan sastra.

"OR sangat membutuhkan dataset dan juga database, kita sangat butuh corpus sebagai tools penting untuk riset bahasa dan sastra," kata Herry Jogaswara pada saat kegiatan seminar “Senja Purna di Era Digital: Paradigma" secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Rumah Program tersebut sangat penting bagi kelangsungan OR yang dimiliki oleh BRIN dalam sebuah riset bahasa dan juga sastra ke depannya. Tidak hanya itu saja, program yang terbuka itu, nantinya dapat dikritik oleh masyarakat umum.

"Kalau menurut saya, apapun nanti bisa dilakukan dan mengapa ini dibuka untuk publik, kita harus inklusif, kita harus membuka pemikiran di luar dari OR," ujar dia.

Untuk melancarkan program tersebut, BRIN bakal banyak melakukan diskusi dengan para ahli di bidang tersebut. Agar nantinya, tidak merepotkan orang-orang yang mengakses program itu.

Tidak hanya itu saja, pihaknya dalam tahun pertama program ini bakal merapikan berbagai data yang selama ini terseok-seok di berbagai daerah.

"Pada tahun pertama ini, kita akan coba petakan lembaga mana saja yang punya database. Saat ini, data kita memang terserak-serak, yang harus kita lakukan adalah mengonsolidasikannya," ucap dia.

Dia juga merasa bangga, program ini mendapat sambutan yang positif dari berbagai peneliti. Memang, program ini dapat mempermudah berbagai penelitian para periset bahasa dan juga sastra ke depannya.

"Pada sisi lain, saya gembira meski Rumah Program belum diluncurkan tapi semangat inisiatif sudah ada. Saya harapkan ini menjadi kegiatan yang sistematis, termasuk peta jalannya dan sebagainya," tutup dia.


Baca juga: OR ABS dari BRIN minta hadirkan karya sastra yang lebih menggugah
Baca juga: BRIN jadikan Sumpah Pemuda semangat kembangkan ekosistem riset RI