Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) atau HK memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam perencanaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan bahwa pemanfaatan AI dalam perencanaan JTTS sudah diterapkan perusahaan sejak 2018 melalui Teknologi Penentuan Trase Jalan Tol secara otomatis pada Rencana Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru - Padang Seksi Pangkalan - Payakumbuh dan Seksi Payakumbuh - Sicincin.

Selain itu, penerapan AI dalam pemetaan topografi jalan tol yang diambil secara digital menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) sejak awal 2020.

"Penggunaan AI dalam Perencanaan JTTS terus dilakukan hingga kini ke ruas-ruas baru yang akan digarap oleh Hutama Karya seperti Ruas Dumai - Sp. Sigambal - Rantau Prapat, Rantau Prapat - Kisaran, dan Pelabuhan Panjang - Lematang," ujar Adjib melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Adjib menyampaikan penerapan teknologi AI dalam penentuan trase jalan tol secara otomatis ini menggunakan data masukan berupa desain geometrik jalan, topografi, tata guna lahan, dan biaya.

Dari data tersebut kemudian AI melakukan analisis kemungkinan ratusan hingga ribuan kombinasi trase jalan tol dan kemudian menampilkan alternatif trase jalan tol yang terbaik. Implementasi AI ini dilakukan pada tahapan awal sebelum dilakukan kajian kelayakan dimana trase jalan tol belum terdefinisi.

"Teknologi ini dapat memberikan efisiensi yang cukup besar baik dari segi waktu hingga 88 persen maupun biaya hingga 48 persen dalam pemetaan JTTS dibanding metode konvensional menggunakan metode terestrial, sehingga proses perencanaan jalan tol dapat dilakukan lebih cepat dan efisien dengan tetap mempertahankan kualitas," kata Adjib.

Total biaya investasi untuk penerapan teknologi ini sebesar Rp20 Miliar, dan untuk memastikan implementasinya berjalan optimal, Hutama Karya menyiapkan program peningkatan SDM yang efektif melalui pelatihan dan pendampingan oleh ahli.

Hutama Karya juga sedang membangun sistem manajemen aset jalan tol berbasis AI yang mampu mendeteksi dan menganalisis kerusakan secara otomatis.

Sistem ini mengidentifikasi dan mendeteksi hingga analisis kerusakan pada jalan tol. Kedepannya pengembangan implementasi AI di Hutama Karya akan terbagi dalam tiga fase utama yakni Fase Initiation (2024), Fase Foundation (2025), serta Fase Transformation (2026).

Baca juga: Presiden resmikan dua proyek ruas Jalan Tol Trans-Sumatera
Baca juga: PUPR: Tersambungnya Tol Trans Sumatera target utama 5 tahun berikutnya
Baca juga: Memacu pariwisata Sumut via interkoneksi Tol Trans Sumatera