Jakarta (ANTARA) - PT Bank Jago Tbk melaporkan bahwa nasabah funding melalui Aplikasi Bank Jago telah mencapai lebih dari 11,1 juta hingga akhir kuartal III-2024

“Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 14,1 juta. Dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago, lebih dari 67 persen berasal dari mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo (Gojek Tokopedia) serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin.

Pihaknya percaya bahwa kolaborasi dengan ekosistem digital dengan menggabungkan berbagai inovasi digital dan menerapkan strategi bisnis dan fundamental yang berkelanjutan, merupakan model bisnis tepat untuk menumbuhkan bisnis Bank Jago.

Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (BPK) yang mencapai Rp6,9 triliun sampai akhir kuartal III-2024 atau tumbuh 64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,3 triliun. Sebanyak 57 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,6 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 43 persen atau Rp7,3 triliun merupakan term deposit (TD).

Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), Bank Jago disebut berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp17,3 triliun per akhir kuartal III-2024 atau tumbuh 59 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,9 triliun.

“Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,2 persen,” ucapnya.

Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp26,8 triliun per September 2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp19,1 triliun. Selain itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 45,6 persen menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Arief menganggap pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan juga mendorong tingkat profitabilitas Bank Jago semakin baik.

Per September 2024, Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp86 miliar, meningkat 71 persen dari perolehan per September 2023 sebesar Rp50 miliar.

“Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago berhasil menjaga dan menumbuhkan profitabilitas tanpa menurunkan kualitas pertumbuhan dan tanpa membakar kapital yang besar. Ke depan, kami tetap konsisten berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadirkan fitur-fitur yang mendasar maupun yang menjadi keunikan Jago,” kata dia.

Baca juga: Bank Jago: Permasalahan keuangan muda muncul dari perilaku konsumtif
Baca juga: Bank Jago ajukan konsep “responsible lending” di program SDGI 2024
Baca juga: Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 47 persen pada semester I 2024