Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Suswono mengatakan bahwa pertanian kota atau urban farming sangat memungkinkan untuk dilakukan di Jakarta meski dikatakan banyak polusi.

"Waktu saya menteri (Menteri Pertanian), ada suatu program namanya KRPL atau kawasan rumah pangan lestari. Itu adalah pertanian kota dan tidak perlu lahan luas. Bisa dilakukan dalam skala rumah tangga,” kata Suswono saat dijumpai di Jakarta Utara, Minggu malam (27/10).

Baca juga: Banyak lahan terlantar, Jakarta berpotensi kembangkan pertanian kota

Dengan skala pekarangan sekecil apapun, Suswono menyatakan bahwa urban farming tetap bisa dilakukan. Sehingga, tumbuhan tetap tumbuh meski udara di Jakarta berpolusi.

Suswono menjelaskan, pada saat dia menjabat sebagai Menteri Pertanian, dari hasil analisa ekonomi, urban farming bisa mengurangi pengeluaran Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per keluarga.

"Artinya pengeluaran keluarganya bisa berkurang. Jadi sebenarnya potensi ada di Jakarta ini. Masih banyak juga lahan terlantar. Nanti kita akan temui yang punya (lahan). Jika memungkinkan, bisa digunakan oleh anak-anak muda yang memang berminat di pertanian,” jelas Suswono.

Baca juga: Menjaga ketahanan pangan melalui urban farming di Kabupaten Bekasi

Data dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa urban farming di Jakarta telah menghasilkan lebih dari 80.000 ton tanaman hortikultura pada 2023.

Angka ini menunjukkan tren peningkatan produktivitas urban farming yang terus berjalan, dengan harapan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan ibu kota di masa mendatang.

Baca juga: "Jakarta Urban Farming Projects" untuk perkuat ketahanan pangan