Jakarta (ANTARA) - PTPN IV PalmCo mengirimkan tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada di daerah Lampung, akibat pabrik swasta di Kabupaten Pandeglang, Banten mengalami kerusakan, berimbas truk pengangkut TBS mengantre panjang.

Direktur Operasional PTPN IV PalmCo Rizal H Damanik mengatakan, pihaknya mengharuskan mengirimkan TBS ke PKS Lampung untuk mengatasi truk pengangkut TBS petani yang mengantre panjang di PKS Kertajaya dan Cikasungka di Jawa Barat.

“Untuk satu hari pengiriman TBS ke PKS Bekri di Lampung, cost transportasi dan beban lainnya sangat signifikan. Bisa menyentuh lebih dari Rp 150 juta per hari," kata Rizal dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, pengiriman TBS keluar Provinsi Banten dan Jawa Barat merupakan suatu “pengorbanan” oleh perusahaan negara yang saat ini menjadi pengelola perkebunan sawit terluas di dunia itu karena membutuhkan biaya yang nominalnya tidak kecil.

Rizal menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya maksimal membantu permasalahan penerimaan TBS masyarakat yang terganggu akibat rusaknya pabrik swasta yang selama ini juga menampung sawit petani di Banten, utamanya di kawasan Pandeglang.

Dari sisi kapasitas olah, PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN berturut-turut adalah 60 ton TBS/jam dan 30 ton TBS/jam.

PKS Kertajaya berlokasi di Pandeglang Banten dan PKS Cikasungka beroperasi di Bogor Jawa Barat. Adapun satu Pabrik swasta lain hanya berkapasitas 30 ton TBS/jam dan beberapa kali mengalami kendala.

“Sebenarnya dua pabrik yang ada di Pandeglang sudah mampu menampung produksi TBS petani yang ada di Banten,” kata Rizal.

Namun, permasalahan kerap kali terjadi saat PKS swasta mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, menurut Rizal, hal pertama yang dilakukan adalah memastikan Pabrik Kertajaya selalu dalam kondisi optimal.

Ia menjelaskan bahwa prioritas utama adalah menjaga agar pabrik terus beroperasi, meskipun kapasitas produksi sudah penuh dengan stok mencapai 3.200 ton TBS di kedua pabrik yang ada.

"Pertama kita harus jaga terus pabrik agar beroperasi. Kedua, karena kapasitas mentok, dimana saat ini saja stok sudah 3.200 ton TBS di kedua pabrik kami, belum lagi volume dari ratusan truk petani yang mengantre.

Selain itu, untuk mendukung petani dan menjaga kondisi pabrik serta wilayah tetap kondusif, perusahaan akan mengupayakan pengiriman TBS kebun inti ke luar Banten guna mengurangi antrian truk yang panjang.

"Maka demi petani dan pabrik serta wilayah yang kondusif, kita akan upayakan semaksimal mungkin. Termasuk dengan mengirimkan TBS kebun inti keluar Banten,” ungkapnya.


Sejak Minggu (27/10), perusahaan itu telah mengirimkan TBS Kebun Kertajaya ke Lampung dan akan mengatur pola pengiriman sedemikian rupa untuk menekan besarnya koreksi biaya yang ditimbulkan.

Rizal mengaku dalam dua pekan ke depan perusahaan juga akan mencoba peningkatan kapasitas dua PKS PTPN di Banten dan Jawa Barat menuju 1.800 ton per hari. Ini juga menjadi solusi jangka pendek jika Pabrik swasta sekitar bolak balik mengalami kendala.

“Kita tingkatkan kapasitas dengan perbaikan utilitas. Mudah-mudahan dalam dua pekan ke depan bisa naik ke 1.800 ton per hari,” harapnya.

Kerusakan satu pabrik kelapa swasta di Pandeglang selama sepekan terakhir berdampak pada antrean truk TBS petani yang "mengular" di PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN di Banten dan Jawa Barat.

Tidak hanya itu, 3.200 ton TBS stok juga memenuhi PKS. PTPN PalmCo mengambil langkah heroik dengan menambah pasokan penerimaan TBS petani bahkan sampai mengirim TBS ke PKS Bekrie di Lampung.

Hal itu dilakukan, guna membantu terserapnya tandan buah segar sawit masyarakat di daerah Banten dan Jawa Barat.

“Sudah sekitar satu minggu pabrik swasta disini rusak. Sedangkan di Banten dan Jawa Barat sekitarnya itu PKS cuma ada tiga. PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN, dan satunya lagi pabrik swasta punya,” sebut Manajer Kebun PKS Kertajaya Ukhri Hatmoko.

Untuk itu, Ukhri menyebutkan telah ada kesepakatan dengan petani yang difasilitasi Apkasindo setempat dalam hal penerimaan dan peningkatan pasokan TBS.

“Sebelumnya kita sudah bersepakat untuk menaikkan volume penerimaan TBS petani, baik plasma maupun swadaya. Baik yang selama ini memasok ke kita atau hanya memasok ke Pabrik swasta saja. Kita sudah tingkatkan dari 250 ton menjadi 300 ton sehari” tambahnya.

Diakui Ukhri, walau sudah meningkatkan kapasitas penerimaan TBS masyarakat, namun dengan kapasitas PKS Kertajaya dan Cikasungka yang saat ini 1500 ton per hari, permasalahan belum selesai.

“Walau sudah ditambah, antrean masih sangat panjang. Sampai 150 truk lebih. Dan atas antrean tersebut pun, kami bantu petani dengan perusahaan membantu membayarkan retribusi yang diminta oleh pemerintah desa setempat,” kata Ukhri.

Baca juga: PTPN IV PalmCo perkuat swasembada pangan lewat Program "Gercep"
Baca juga: PTPN IV PalmCo genjot program biodiesel guna kurangi bahan bakar fosil
Baca juga: PTPN IV PalmCo sebut produksi "Java Coffee" sudah tembus pasar global