Nanjing (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) roket China, Deep Blue Aerospace mengumumkan berencana melakukan penerbangan suborbital komersial pada 2027, dengan harga tiket diperkirakan mencapai sekitar 1,5 juta yuan (1 yuan = Rp2.192).

Menurut Deep Blue, penerbangan suborbital tersebut akan berlangsung sekitar 12 menit. Selama penerbangan, wahana antariksa itu akan mencapai ketinggian 100 kilometer, tetapi tidak akan memasuki orbit.

Perusahaan itu menyebutkan bahwa wahana antariksa berawak tersebut memiliki enam jendela panorama, dapat menampung hingga enam penumpang, dan dirancang untuk digunakan lebih dari 50 kali.

Wahana antariksa tersebut memiliki tinggi sekitar 4 meter, dengan diameter maksimum 3,5 meter dan bobot lepas landas 7,9 ton.

Deep Blue mengungkapkan bahwa wahana antariksa itu diperkirakan akan naik ke ketinggian 100 kilometer hingga 150 kilometer, memberikan pengalaman tanpa gravitasi yang akan berlangsung hingga lima menit.

Perusahaan tersebut telah menjual dua tiket untuk penerbangan suborbitalnya yang dijadwalkan pada 2027 dalam sebuah aktivitas siaran langsung daring (livestream) e-commerce pada Kamis (24/10), dengan harga masing-masing tiket didiskon menjadi 1 juta yuan.

Para pembeli yang berhasil telah membayar deposit 50.000 yuan per tiket, tetapi Deep Blue mengharuskan pelanggan yang berminat untuk menandatangani kontrak secara luring (offline) dan mengunjungi perusahaan itu sebelum melakukan pembayaran akhir.

Startup tersebut berencana untuk melakukan beberapa uji coba pemulangan kembali (recovery) dan penggunaan kembali roket Nebula-1 pada 2025.

Selain itu, mereka juga akan merampungkan puluhan uji coba pada kombinasi wahana antariksa berawak dan roketnya pada 2026.

Nebula-1 yang berbahan bakar oksigen dan kerosin (minyak tanah) adalah wahana peluncuran pertama Deep Blue yang dapat digunakan kembali (reusable).

Nebula-1 telah menyelesaikan 10 dari 11 tugas verifikasi utama dalam uji terbang pemulangan kembali vertikal altitudo tinggi pertamanya bulan lalu, tetapi mengalami anomali pada fase pendaratan akhir, yang menyebabkan keretakan pada badan roket.

Terlepas dari hasil yang tidak sempurna ini, Presiden Eksekutif Deep Blue Aerospace Zhao Ya mengatakan uji terbang tersebut telah memberikan data dan pengalaman berharga untuk membantu perusahaan itu mengidentifikasi berbagai masalah dan kekurangan, serta meningkatkan performa dan keandalan roket tersebut.

Dikatakan Deep Blue, keputusannya untuk menjual tiket tiga tahun lebih awal didasarkan pada kesadaran yang mendalam akan kompleksitas dan risiko yang terkait dengan teknologi roket.

Perusahaan tersebut berkomitmen untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang ketat, pengujian ekstensif, dan optimalisasi performa demi memastikan roketnya memenuhi standar keselamatan tertinggi.