Bandarlampung (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyatakan melalui implementasi pertanian sirkular dapat memperkuat ketahanan pangan di daerah. "Salah satu peran Bank Indonesia di Lampung saat ini adalah fokus kepada ketersediaan pasokan. Ini dilakukan dengan penguatan ketahanan pangan melalui berbagai strategi seperti meningkatkan penggunaan alat mesin pertanian, saprotan, dan implementasi pertanian sirkular," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Achmad P Subarkah, di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan implementasi pertanian sirkular untuk memperkuat ketahanan pangan di daerah itu telah dilakukan kepada petani klaster padi binaan BI, yakni Kelompok Tani (Poktan) Gapsera Sejahtera Mandiri yang ada di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

"Di sana ada peternakan dengan jumlah 70 ekor kambing, yang nanti kotoran ternaknya digunakan untuk pupuk organik bagi penanaman petani Gapsera dengan jumlah petani 100 orang dan luas lahan 25 hektare. Selain itu ada juga pupuk organik yang berasal dari peternakan mitra milik peternak perorangan yang disalurkan ke 52 orang petani mitra di 20 kelompok tani dengan luas lahan 50 hektare," katanya pula.

Dia melanjutkan dari hasil panen petani Gapsera atau pun petani mitra akan dikeringkan dengan alat pengering berkapasitas 10 ton per hari. Dari proses itu arang sekam dapat digunakan pula untuk pupuk organik.

"Kemudian hasil panen dibawa ke rice milling unit sekala kecil untuk membersihkan batu, memecah kulit, dan pemilahan warna. Kapasitasnya pada semester I-2024 mencapai 5 ton per hari, namun setelah memperoleh batuan upgrade kapasitas paddy husker di semester II-2024 kapasitas mencapai 5 ton per hari," ujar dia lagi.

Kemudian dari proses itu petani binaan menghasilkan produk beras organik, beras nonpestisida, beras premium dan beras superslyp yang tersertifikasi. Produk dari hasil penerapan pertanian sirkular tersebut di pasarkan secara daring dan secara offline.

"Selain memberi pendampingan sertifikasi, dan memperluas pasar melalui on boarding UMKM digital, dalam operasional manajemen usaha dan keuangan klaster binaan juga terus ditingkatkan melalui pendampingan pelatihan pencatatan keuangan dengan aplikasi SIAPIK," katanya pula.

Menurut dia, untuk mendukung penerapan pertanian sirkular dalam mendukung ketahanan pangan, nantinya akan dilakukan perluasan pasar menuju toko ritel serta hotel. Kemudian melakukan pendampingan penguatan model bisnis UMKM hijau dalam rangka praktik bisnis berkelanjutan.

"Dari petani binaan ini akan direplikasi ke kelompok lainnya dalam hal penguatan kapasitas pangan mandiri. Dan ini telah menjalin kerja sama dengan pihak lain seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi, perbankan dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Lampung," ujar dia lagi.
Baca juga: Bappeda Lampung sebut pertanian hijau dukung transformasi ekonomi