Megawati instruksikan kader PDIP tidak berbuat anarkis
3 Juli 2014 23:35 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Ketua Tim Relawan Jokowi-JK Jateng Ganjar Pranowo (kiri) dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo (kanan), memberi salam dua jari pada konsolidasi "Siaga 1 PDIP Untuk Jokowi-JK" di kantor DPD PDIP Jateng, di Semarang, Kamis (3/7). Konsolidasi itu dihadiri ratusan kader partai dari berbagai daerah. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Semarang (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan seluruh kader PDIP tidak berbuat anarkis dalam menyikapi pemberitaan TV One yang menyudutkan partai berlambang banteng moncong putih itu.
"PDIP sebagai sebuah partai politik tidak akan pernah melakukan tindak kekerasan dan selama saya menjadi ketua umum tidak pernah menginstruksikan kader untuk melakukan kekerasan, bahkan kalau mengingat kejadian 27 Juli 1996 bukan kami yang menyerang tapi diserang," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Megawati saat menggelar jumpa pers sebelum kegiatan konsolidasi "Siaga 1 PDIP Untuk Jokowi-JK" di kantor DPD PDIP Jateng yang dihadiri ratusan kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
Mengenai penyegelan kantor TV One Biro Daerah Istimewa Yogyakarta oleh massa PDIP yang kecewa dengan pemberitaan yang menyebutkan PDIP sebagai basis Partai Komunis Indonesia (PKI), Megawati berpendapat bahwa media sebetulnya bagian dari suatu alat yang harus memberi pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
"Selalu saya katakan bahwa media, baik elektronik maupun cetak itu harus memberikan hal yang positif karena kalau tidak akan membuat bagian dari masyarakat terprovokasi," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Megawati menekankan kembali agar kepolisian segera menegakkan hukum.
"Sebelum kasus TV One, sudah ada kasus Obor Rakyat yang bukti-buktinya sudah jelas karena berbentuk koran, tapi belum ada tindakan yang berarti dari kepolisian," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga meminta ketegasan sikap pemerintah Republik Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan dan stabilitas selama Pemilu Presiden 2014.
Saat menggelar jumpa pers, Megawati didampingi oleh Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo, Ketua DPD PDIP Jateng Heru Sudjatmoko, dan Ketua Tim Relawan Jokowi-JK Jateng Ganjar Pranowo.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Capres Jokowi-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo memprotes keras atas pemberitaan TV One yang menyudutkan PDIP.
"Kami sudah mengirimkan surat protes resmi kepada pihak TV One. Protes ini dikarenakan pemberitaan yang ditayangkan TV One sangat mendiskreditkan partai kami," ujarnya.
Menurut dia, pemberitaan tersebut sangat tendensius, tidak mendasar, dan menjurus pada fitnah yang merugikan PDIP.
"Sampai saat ini PDIP tetap partai berasaskan Pancasila yang dirumuskan para pendiri bangsa dan PDIP tidak pernah berubah serta tetap partai yang berasaskan Pancasila," katanya.
Pilpres 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.***1***
(KR-WSN/N002)
"PDIP sebagai sebuah partai politik tidak akan pernah melakukan tindak kekerasan dan selama saya menjadi ketua umum tidak pernah menginstruksikan kader untuk melakukan kekerasan, bahkan kalau mengingat kejadian 27 Juli 1996 bukan kami yang menyerang tapi diserang," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Megawati saat menggelar jumpa pers sebelum kegiatan konsolidasi "Siaga 1 PDIP Untuk Jokowi-JK" di kantor DPD PDIP Jateng yang dihadiri ratusan kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
Mengenai penyegelan kantor TV One Biro Daerah Istimewa Yogyakarta oleh massa PDIP yang kecewa dengan pemberitaan yang menyebutkan PDIP sebagai basis Partai Komunis Indonesia (PKI), Megawati berpendapat bahwa media sebetulnya bagian dari suatu alat yang harus memberi pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
"Selalu saya katakan bahwa media, baik elektronik maupun cetak itu harus memberikan hal yang positif karena kalau tidak akan membuat bagian dari masyarakat terprovokasi," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Megawati menekankan kembali agar kepolisian segera menegakkan hukum.
"Sebelum kasus TV One, sudah ada kasus Obor Rakyat yang bukti-buktinya sudah jelas karena berbentuk koran, tapi belum ada tindakan yang berarti dari kepolisian," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga meminta ketegasan sikap pemerintah Republik Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan dan stabilitas selama Pemilu Presiden 2014.
Saat menggelar jumpa pers, Megawati didampingi oleh Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo, Ketua DPD PDIP Jateng Heru Sudjatmoko, dan Ketua Tim Relawan Jokowi-JK Jateng Ganjar Pranowo.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Capres Jokowi-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo memprotes keras atas pemberitaan TV One yang menyudutkan PDIP.
"Kami sudah mengirimkan surat protes resmi kepada pihak TV One. Protes ini dikarenakan pemberitaan yang ditayangkan TV One sangat mendiskreditkan partai kami," ujarnya.
Menurut dia, pemberitaan tersebut sangat tendensius, tidak mendasar, dan menjurus pada fitnah yang merugikan PDIP.
"Sampai saat ini PDIP tetap partai berasaskan Pancasila yang dirumuskan para pendiri bangsa dan PDIP tidak pernah berubah serta tetap partai yang berasaskan Pancasila," katanya.
Pilpres 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.***1***
(KR-WSN/N002)
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: