Jakarta (ANTARA) - Warta humaniora kemarin (25/10) mengenai perkembangan kasus korban dugaan penganiayaan guru honorer Supriyani di Kendari, Sulawesi Tenggara, yang dikunjungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga faktor stroke di usia muda masih menarik untuk dibaca.

Selain itu, juga ada warta mengenai Basarnas yang mengevakuasi empat penumpang perahu terbalik di Makassar, perjuangan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesetaraan Gender, hingga analisis pakan dan habitat untuk konservasi orangutan.

Berikut rangkuman berita:

KPAI kunjungi korban dugaan penganiayaan kasus guru honorer Supriyani

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi siswa yang diduga korban penganiayaan dari Supriyani, guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dokter: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko stroke di usia muda

Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) dr. Dodik Tugasworo mengatakan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik hingga pola makan tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko stroke di usia muda.

Basarnas Makassar evakuasi empat penumpang perahu Jolloro terbalik

Tim Rescue Basarnas Makassar bersama tim SAR Gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi empat orang penumpang perahu jenis Jolloro (katinting) yang sebelumnya terbalik dan dikabarkan hilang di sebelah selatan Pulau Samalona, Makassar, Sulawesi Selatan.

KemenPPPA terus perjuangkan RUU Kesetaraan Gender agar segera disahkan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus memperjuangkan usulan Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Kesetaraan Gender untuk segera disahkan.

BRIN analisis pakan dan habitat untuk strategi konservasi orangutan

Peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menganalisis sebaran pakan dan kesesuaian habitat orangutan Sumatra untuk menyusun strategi konservasi dan pelestarian satwa tersebut.