Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau menyebutkan, Pemilu Presiden 2014 turut memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh angka Rp12.000 per dolar Amerika Serikat.


Menurut Asisten Direktur Bank Indonesia Perwakilan Riau, Muhammad Ikram, di Pekanbaru, Kamis, jika Pemilu Presiden 2014 bisa berlangsung damai mata uang rupiah diperkirakan dapat kembali menguat sesuai fundamental ekonomi nasional.


Bank Indonesia, kata dia, terus berupaya menjaga cadangan devisa negara tetap, sebab jika nilai tukar rupiah terus melorot, berdampak buruk bagi perekonomian di Tanah Air.

"Apalagi dengan meredanya konflik dunia khususnya yang terjadi di Irak terhadap harga minyak mentah dunia, dinilai cukup membantu nilai tukar rupiah kembali berada pada area yang positif," katanya.

"Perhatian pasar akan kembali pada angka ekonomi domestik khususnya pengumuman data inflasi di bulan Juni dan neraca perdagangan bulan Mei pada 1 Juli 2014," ucapnya.

Data Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juni 2014 sebesar 0,43 persen dan sesuai prediksi pemerintah yang menargetkan angka inflasi pada kisaran 0,4 persen.

Sedangkan untuk Provinsi Riau pada Juni 2014, inflasi sebesar 0,58 persen atau melampaui inflasi tingkat nasional yang terdata sebesar 0,43 persen.