CSIS: Kemenkeu di bawah pemerintahan Prabowo buat fiskal terjaga
25 Oktober 2024 20:08 WIB
Presiden RI Prabowo Subianto memberi pengarahan kepada jajaran menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih beserta kepala badan, staf khusus, utusan khusus, dan penasihat khusus Presiden di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024). ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto
Jakarta (ANTARA) - Peneliti bidang ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Adinova Fauri mengatakan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di bawah pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dapat membuat fiskal (pendapatan negara) tetap terjaga.
Hal ini, kata Adinova dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, lantaran didorong oleh komposisi tim Kemenkeu yang tetap/sama seperti pada era presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Menurut dia, sebenarnya lebih banyak didorong oleh pemilihan kabinet tim ekonomi yang tetap.
Selain itu, juga karena tim dari Kemenkeu yang cenderung juga tetap. Maka, pasar merespons bahwa disiplin fisikal paling tidak pada era Prabowo masih tetap terjaga.
Adinova lantas mencontohkan sejak minggu lalu saat Prabowo memanggil calon menteri dan calon wakil menteri respons pasar cenderung positif hingga saat ini.
"Minggu lalu, pemanggilan calon menteri dan calon wakil menteri oleh Pak Prabowo respons pasar cenderung positif hingga saat ini. Namun, Kemenkeu untuk tetap berhati-hati karena respons ini bisa saja bersifat jangka pendek," ujarnya.
Ia menilai Kemenkeu di bawah pemerintahan Prabowo akan membuat program pemerintah digenjot lebih baik.
Pembentukan kabinet dan pemilihan orang-orang di dalam Kemenkeu, menurut dia, memiliki kualifikasi yang cukup sehingga membantu kinerja Presiden.
"Masih ada Ibu Sri Mulyani, wakilnya Suahasil Nazara, memang ada beberapa tambahan orang, tetapi dengan komposisi yang sama," pungkas Adinova.
Baca juga: CSIS sebut koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran tak gemuk
Baca juga: Peneliti: Mitra global telah akui status RI sebagai kekuatan menengah
Hal ini, kata Adinova dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, lantaran didorong oleh komposisi tim Kemenkeu yang tetap/sama seperti pada era presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Menurut dia, sebenarnya lebih banyak didorong oleh pemilihan kabinet tim ekonomi yang tetap.
Selain itu, juga karena tim dari Kemenkeu yang cenderung juga tetap. Maka, pasar merespons bahwa disiplin fisikal paling tidak pada era Prabowo masih tetap terjaga.
Adinova lantas mencontohkan sejak minggu lalu saat Prabowo memanggil calon menteri dan calon wakil menteri respons pasar cenderung positif hingga saat ini.
"Minggu lalu, pemanggilan calon menteri dan calon wakil menteri oleh Pak Prabowo respons pasar cenderung positif hingga saat ini. Namun, Kemenkeu untuk tetap berhati-hati karena respons ini bisa saja bersifat jangka pendek," ujarnya.
Ia menilai Kemenkeu di bawah pemerintahan Prabowo akan membuat program pemerintah digenjot lebih baik.
Pembentukan kabinet dan pemilihan orang-orang di dalam Kemenkeu, menurut dia, memiliki kualifikasi yang cukup sehingga membantu kinerja Presiden.
"Masih ada Ibu Sri Mulyani, wakilnya Suahasil Nazara, memang ada beberapa tambahan orang, tetapi dengan komposisi yang sama," pungkas Adinova.
Baca juga: CSIS sebut koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran tak gemuk
Baca juga: Peneliti: Mitra global telah akui status RI sebagai kekuatan menengah
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: