Kredit BNI tumbuh 9,5 persen mencapai Rp735 triliun
25 Oktober 2024 19:48 WIB
Foto Arsip - Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kanan) dan Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies (kiri) berpose pada Paparan Kinerja Semester I-2024 BNI, di Jakarta, Kamis (22/8/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp735 triliun per September 2024.
“Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1 persen yoy menjadi Rp409,2 triliun,” kata Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat.
Segmen konsumer secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 14,6 persen yoy menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama.
Tahun ini, kata Novita lagi, untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting. Dengan begitu, kedua segmen ini ditargetkan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan.
Novita menambahkan anak perusahaan BNI, seperti BNI Finance, telah menjadi mesin pertumbuhan baru. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara BNI dan BNI Finance dalam pembiayaan bersama (joint financing) untuk meningkatkan kredit segmen consumer, terutama untuk produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Kerja sama ini disebut menghasilkan pertumbuhan yang sangat baik, dengan penyaluran KKB mencapai Rp1 triliun per September 2024, naik dibandingkan periode 2023. "Hal ini sesuai dengan strategi BNI untuk memperkuat sinergi antaranggota Grup BNI," ujar dia.
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dipertahankan di level 2 persen pada kuartal III-2024.
Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) membaik menjadi 11,8 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1 persen. Beban provisi juga turun sebesar 19,7 persen yoy menjadi Rp5,4 triliun.
Penyaluran kredit BNI yang sehat juga didukung oleh pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dari segi giro dan tabungan. Per September 2024, CASA BNI mampu tumbuh 5,5 persen yoy, terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh solid 7,4 persen yoy.
Baca juga: BNI Finance: Pembiayaan melesat 216 persen di semester I 2024
Baca juga: BNI dan BNI Sekuritas raih penghargaan Asian Banking & Finance Awards
“Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1 persen yoy menjadi Rp409,2 triliun,” kata Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat.
Segmen konsumer secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 14,6 persen yoy menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama.
Tahun ini, kata Novita lagi, untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting. Dengan begitu, kedua segmen ini ditargetkan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan.
Novita menambahkan anak perusahaan BNI, seperti BNI Finance, telah menjadi mesin pertumbuhan baru. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara BNI dan BNI Finance dalam pembiayaan bersama (joint financing) untuk meningkatkan kredit segmen consumer, terutama untuk produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Kerja sama ini disebut menghasilkan pertumbuhan yang sangat baik, dengan penyaluran KKB mencapai Rp1 triliun per September 2024, naik dibandingkan periode 2023. "Hal ini sesuai dengan strategi BNI untuk memperkuat sinergi antaranggota Grup BNI," ujar dia.
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dipertahankan di level 2 persen pada kuartal III-2024.
Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) membaik menjadi 11,8 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1 persen. Beban provisi juga turun sebesar 19,7 persen yoy menjadi Rp5,4 triliun.
Penyaluran kredit BNI yang sehat juga didukung oleh pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dari segi giro dan tabungan. Per September 2024, CASA BNI mampu tumbuh 5,5 persen yoy, terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh solid 7,4 persen yoy.
Baca juga: BNI Finance: Pembiayaan melesat 216 persen di semester I 2024
Baca juga: BNI dan BNI Sekuritas raih penghargaan Asian Banking & Finance Awards
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: