PTPN IV PalmCo genjot program biodiesel guna kurangi bahan bakar fosil
25 Oktober 2024 18:08 WIB
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa saat memberikan arahan dalam percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR) belum lama ini. Jatmiko menekankan bahwa tumbuh dan berkembang bersama petani merupakan semangat perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui program PSR maupun penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat. (ANTARA/HO-PalmCo Regional III)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Krisna Santosa menyatakan pihaknya bakal meningkatkan produksi biodiesel berbasis sawit guna mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Program mandatori biodiesel di Indonesia telah diterapkan sejak 2007 dengan pencapaian B25. Lalu, B35 pada 2023, dan saat ini menuju B40 dan B50. Bahkan, pemerintah menargetkan hingga B100 di masa mendatang yang memungkinkan Indonesia untuk lebih mandiri secara energi.
Jatmiko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan PTPN IV PalmCo berkomitmen mendukung program tersebut.
“Kami telah menguji B50 sejak 2019 pada kendaraan, mencapai jarak 170.000 km tanpa kendala signifikan. Tantangan saat ini adalah meningkatkan produksi sawit nasional untuk kebutuhan pangan dan energi, terutama melalui replanting di lahan sawit masyarakat yang mencakup 40 persen dari total lahan sawit Indonesia,” ujar Jatmiko.
Ia menyebut sawit tak hanya bernilai sebagai sumber minyak, tetapi juga memiliki potensi pada setiap komponennya. Hal itu juga termasuk limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai biomassa dan bio-CNG.
Dia merujuk data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menunjukkan 11 juta ton bahan bakar nabati dapat mengurangi 20 juta ton emisi CO2.
“Dengan komitmen berkelanjutan, target penurunan emisi karbon hingga 32 persen pada tahun 2030 bisa tercapai lebih cepat,” tambahnya.
Dukungan berbagai pihak, termasuk PTPN IV PalmCo, diharapkan dapat memperkuat kemandirian energi Indonesia dan mempercepat kontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim global.
Sebelumnya, PTPN IV PalmCo menargetkan sebanyak 2,1 juta bibit sawit unggul bersertifikat diserap petani hingga akhir 2024.
Menurut Jatmiko, sejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III 2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Pihaknya merencanakan sampai dengan Desember mendatang, diperkirakan sebanyak 2,1 juta bibit akan habis diboyong petani yang tengah menyiapkan areal untuk kebutuhan peremajaan sawit.
Disampaikannya program penyediaan bibit sawit unggul akan diperluas di berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Kalimantan.
Baca juga: PTPN IV Palmco raih ASEAN Energy Awards 2024 di Laos
Baca juga: Kementan: Indonesia butuh 20 juta kiloliter CPO untuk realisasikan B50
Baca juga: Indef: Penerapan Biodiesel B50 harus diiringi peningkatan produksi CPO
Baca juga: PTPN IV PalmCo targetkan petani serap 2,1 juta bibit sawit unggul
Program mandatori biodiesel di Indonesia telah diterapkan sejak 2007 dengan pencapaian B25. Lalu, B35 pada 2023, dan saat ini menuju B40 dan B50. Bahkan, pemerintah menargetkan hingga B100 di masa mendatang yang memungkinkan Indonesia untuk lebih mandiri secara energi.
Jatmiko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan PTPN IV PalmCo berkomitmen mendukung program tersebut.
“Kami telah menguji B50 sejak 2019 pada kendaraan, mencapai jarak 170.000 km tanpa kendala signifikan. Tantangan saat ini adalah meningkatkan produksi sawit nasional untuk kebutuhan pangan dan energi, terutama melalui replanting di lahan sawit masyarakat yang mencakup 40 persen dari total lahan sawit Indonesia,” ujar Jatmiko.
Ia menyebut sawit tak hanya bernilai sebagai sumber minyak, tetapi juga memiliki potensi pada setiap komponennya. Hal itu juga termasuk limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai biomassa dan bio-CNG.
Dia merujuk data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menunjukkan 11 juta ton bahan bakar nabati dapat mengurangi 20 juta ton emisi CO2.
“Dengan komitmen berkelanjutan, target penurunan emisi karbon hingga 32 persen pada tahun 2030 bisa tercapai lebih cepat,” tambahnya.
Dukungan berbagai pihak, termasuk PTPN IV PalmCo, diharapkan dapat memperkuat kemandirian energi Indonesia dan mempercepat kontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim global.
Sebelumnya, PTPN IV PalmCo menargetkan sebanyak 2,1 juta bibit sawit unggul bersertifikat diserap petani hingga akhir 2024.
Menurut Jatmiko, sejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III 2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Pihaknya merencanakan sampai dengan Desember mendatang, diperkirakan sebanyak 2,1 juta bibit akan habis diboyong petani yang tengah menyiapkan areal untuk kebutuhan peremajaan sawit.
Disampaikannya program penyediaan bibit sawit unggul akan diperluas di berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Kalimantan.
Baca juga: PTPN IV Palmco raih ASEAN Energy Awards 2024 di Laos
Baca juga: Kementan: Indonesia butuh 20 juta kiloliter CPO untuk realisasikan B50
Baca juga: Indef: Penerapan Biodiesel B50 harus diiringi peningkatan produksi CPO
Baca juga: PTPN IV PalmCo targetkan petani serap 2,1 juta bibit sawit unggul
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: