Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo menyatakan prihatin pendistribusian buku kurikulum 2013 belum tuntas di seluruh sekolah karena tahun pelajaran 2014/2015 akan dimulai 14 Juli 2014.

"Buku sepatutnya sudah diterima agar guru dapat mempelajarinya sebelum memberikan materi kepada siswa. Keadaan ini tentunya memprihatinkan apalagi kurikulum ini masih baru dan membutuhkan pemahaman," kata Sulistyo di Jakarta, Rabu, ketika ditanya mengenai pendistribusian buku yang baru mencapai 60 persen pada akhir Juni 2014.

Ia mengemukakan, PGRI kecewa atas keadaan ini karena telah memberikan dukungan penuh kepada pemerintah untuk memperbaharui kurikulum.

Kemendikbud memandang kurikulum berbasis karakter ini sangat memenuhi kebutuhan untuk mencetak lulusan berkualitas dan berdaya saing.

Dukungan itupun diberikan PGRI karena pemerintah berjanji akan memberikan pelatihan bagi seluruh guru, pendistribusian buku hingga ke sekolah di pelosok, hingga penyempurnakan berbagai dokumen mengajar.

"Guru pada prinsipnya siap, dan selalu siap. Saat ini tinggal pemerintahnya, apa yang sudah dilakukan karena semua meleset dari rencana," ujarnya.

Ia pun memberikan pilihan untuk menunda penerapan kurikulum 2013 itu jika hingga batas waktu belum siap.

"Untuk apa dipaksakan karena implementasi kurikulum itu pada dasarnya bagaimana interaksi antara guru dan siswa di kelas bukan pernyataan penjabat yang mengatakan siap," ujar dia.

Penundaan itu dipandang sebagai langkah terbaik karena pelatihan bagi seluruh guru dari tingkat SD hingga SMA/SMK juga belum selesai di seluruh provinsi.

Sementara itu, seperti dikutip dari situs kemdiknas.go.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai rapat dengan DPR RI, 26 Mei 2014, berjanji akan menyelesaikan pelatihan-pelatihan guru dan pendistribusian buku kurikulum 2013 pada akhir bulan Juni 2014.

(A041/S025)