Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan untuk menekan angka stunting di Jakarta perlu adanya pengetahuan atau pemahaman orang tua terkait pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang baik dan benar.

“Stunting itu memang penyebabnya sangat banyak, tidak hanya kekurangan gizi. Dan salah satu ternyata yang juga menjadi penyebab adalah pengetahuan dari orang tuanya, pola makan yang kurang baik,” kata Ani kepada pers di Jakarta Pusat, Jumat.

Ani juga mengimbau agar para orang tua tak sembarangan dalam memberikan MPASI demi menghindari buah hati dari stunting. Terlebih untuk tidak memberikan MPASI instan atau membeli MPASI siap makan yang tak memiliki izin.

Selain itu, orang tua juga perlu cermat dalam mengikuti konten-konten di media sosial terkait pembuatan dan pemberian MPASI.

Baca juga: 822 KK di Jakarta Utara masih BAB sembarangan

Ani menjelaskan, untuk memberikan edukasi kepada para orang tua terkait pemberian MPASI, setiap Posyandu memiliki kegiatan bernama “Kelompok Pendidik Gizi”.

Dalam kegiatan itu, orang tua bisa mendapatkan informasi terkait cara memilih makanan yang bernutrisi, cara mengolahnya dan termasuk cara menyuapinya agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang baik.

"Jadi itu tujuannya adalah kita ingin pada akhirnya ada perubahan berlaku sehingga perubahannya akan berjalan secara kuat, sustain, tidak naik turun bagi badannya," kata Ani.

Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 36.664 balita di Jakarta menghadapi masalah gizi.

Baca juga: Pj Gubernur DKI Jakarta dorong penguatan layanan kesehatan merata

Dari data tersebut, 26,74 persen atau 10.340 anak mengalami stunting atau tengkes, 4,24 persen atau 1.638 anak mengalami gizi buruk, 26,32 persen atau 10.178 anak mengalami gizi kurang dan 42,70 persen atau 16.508 anak mengalami berat badan kurang.

Kendati demikian, dari 10.340 kasus stunting, 5.969 anak sudah membaik dan 4.371 anak yang masih berjuang.

Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program Jakarta Beraksi (Bergerak Atasi Stunting) untuk mengurangi masalah stunting.