Jakarta (ANTARA) - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyebut cerita “Smong” yang berasal dari budaya Simeulue, Aceh, adalah salah satu contoh arsip penting kearifan lokal yang dapat menjadi pembelajaran tentang mitigasi untuk menghadapi potensi gempa megathrust.

“Syair Smong yang dilantunkan ibu-ibu saat memetik cengkih dan teh, ini telah menjadi living memory (ingatan hidup) bagi masyarakat sekitar, jadi saat tsunami tahun 2004 itu tidak terlalu banyak korban karena masyarakat telah mempunyai kearifan lokal yang menyelamatkan banyak jiwa,” kata Deputi Bidang Penyelamatan, Pelestarian, dan Perlindungan Arsip ANRI Kandar dalam diskusi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, manajemen pelindungan arsip saat terjadi bencana terdiri atas empat tingkatan, termasuk salah satunya “Smong” yang menjadi tingkatan paling tinggi yakni kearifan lokal.

“Manajemen sistem ada empat tingkatan, pertama arsip sebagai data, kemudian diolah menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan pengetahuan didasarkan dari arsip yang otentik untuk memproduksi keputusan menjadi wisdom atau kearifan lokal,” ujar dia.

Ia juga menjelaskan di dalam pengelolaan bencana, secara umum terdapat tiga tahap, yaitu pra-bencana, tanggap darurat, dan pascabencana, yang dalam pengelolaan arsip juga menganut tahapan-tahapan serupa berdasarkan Undang-Undang nomor 43 tahun 2009, khususnya pada pasal 34 ayat (3).

Baca juga: ANRI perkuat pertukaran arsiparis dengan Malaysia
Baca juga: Memori kolektif tentang Dwi Tunggal Soekarno-Hatta mesti terus dijaga


“Dalam UU tersebut telah menegaskan bahwa negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip dari bencana alam, bencana sosial, perang, tindakan kriminal, serta tindakan kejahatan yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme,” ucapnya.

Untuk itu, menurutnya, ANRI terus menyosialisasikan informasi-informasi penting penanganan arsip dari dampak bencana, yang mengutamakan preventif daripada kuratif.

Ia juga mencontohkan salah satu keberhasilan upaya preventif menangani gempa di California, Amerika Serikat, yang berhasil menyelamatkan banyak jiwa.

“Terjadi gempa pada tahun 1972, di mana ada gempa dengan intensitas 5,6 SR dari Negara Managua, Amerika Tengah, dan berdampak pada negara California, Amerika Serikat. Korban di Managua saat itu, dari total penduduk 420 ribu, yang meninggal ada 5-6 ribu orang, sedangkan di California yang jumlah penduduk totalnya tujuh juta orang, korban meninggal hanya 58-60 jiwa,” paparnya.

ANRI sebagai lembaga negara non-kementerian, katanya, terus menyosialisasikan pentingnya mitigasi kepada masyarakat melalui penandatanganan kesepakatan antara ANRI dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga melalui penetapan pedoman-pedoman pelindungan arsip dari dampak bencana, serta menyusun pedoman pembentukan depot arsip dan preservasi arsip sebagai upaya preventif.

Baca juga: ANRI: Pusat studi arsip kepresidenan bakal dibangun di IKN
Baca juga: Gempa 2006 dan ancaman megathrust jadikan sekolah seriusi mitigasi