"Di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, penyebaran paham radikal dan intoleran semakin mudah dan cepat. Hal ini menjadi perhatian kita semua, khususnya bagi Polri yang bertugas di lini terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujar Suyudi dalam keterangannya di Serang, Kamis.
Saat membuka kegiatan pembinaan personel Polri cegah paham radikalisme dan intoleransi di Serang hari ini, Kapolda mengatakan bahwa paham radikalisme dapat menimbulkan konflik, kekerasan, dan disintegrasi sosial.
''Oleh karena Itu, upaya pencegahan menjadi langkah yang sangat strategis," katanya.
Ia meminta seluruh jajaran Polda Banten mampu mengenali tanda-tanda awal paham radikalisme, dan berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi dan kerukunan.''Oleh karena Itu, upaya pencegahan menjadi langkah yang sangat strategis," katanya.
Suyudi mengatakan sebagai institusi yang bertugas untuk melindungi dan melayani masyarakat, personel Polda Banten harus memiliki kapasitas yang memadai dalam menangkal paham-paham yang menyimpang.
"Melalui pelatihan dan pembinaan ini, saya berharap kita semua dapat mengembangkan kemampuan analisis, penguasaan materi, serta keterampilan praktis dalam menghadapi radikalisme,” kata dia.
Suyudi juga berharap dalam kegiatan ini, pihaknya dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi yang telah terbukti efektif dalam penanggulangan radikalisme.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi banten, Dr. Kh. A. Bazari Syam, M.Pd, dan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Dr. H. Amas Tajudin.