Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menargetkan kegiatan sortir dan lipat suara di kabupaten/kota untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) rampung pada akhir Oktober.

"Pelaksanaan sortir dan lipat surat suara sudah berlangsung 10 hari, targetnya 30 Oktober selesai," ujar Kepala Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: KPU tetapkan pemilih difabel di Pilkada DKI Jakarta sebanyak 57 ribu

Dia lalu mengatakan pengiriman surat suara ke seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di lima wilayah administrasi Jakarta dilakukan pada satu hari menjelang pemungutan suara, kecuali Kepulauan Seribu.

"Akan dilakukan setting dan dikirimkan paling lambat H-1 ke TPS, kecuali Kepulauan Seribu. Kami berharap distribusi lebih awal untuk mengantisipasi gelombang tinggi," kata dia.

KPU menetapkan pemungutan suara pilkada serentak termasuk DKI Jakarta pada 27 November 2024.

Dody mengatakan tanggal tersebut tidak boleh mundur apapun yang terjadi.

Baca juga: KPU DKI akan adakan simulasi pemungutan suara pada 24 Oktober 2024

"Hari H pungut dan hitung suara adalah hari yang penting dan strategis. Kalau pemilu sampai mundur maka akan terjadi banyak spekulasi-spekulasi, karena itu hari pemungutan dan penghitungan suara harus dipersiapkan dengan baik dan maksimal," kata dia.

Lalu, terkait TPS-TPS rawan banjir, KPU DKI masih melakukan pendataan. Menurut Dody, gedung sekolah bisa difungsikan sebagai alternatif TPS.

"Ini jumlah TPS rawan banjir berkurang, dari 30.000 menjadi sekitar 14.000 (14.835) TPS dan kami yakin bisa lebih optimal lagi," kata dia.

Baca juga: KPU DKI larang pendukung cagub - cawagub bawa anak ke lokasi debat

Sementara itu, KPU DKI menetapkan jumlah pemilih di Jakarta sebanyak 8.214.007 orang dan dari jumlah tersebut sebanyak 4.048.811 adalah lelaki.

Adapun Pilkada DKI Jakarta 2024 diikuti tiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yakni Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari independen nomor urut 2, serta Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) nomor urut 3.