Dukungan Demokrat bebani pasangan Prabowo-Hatta
1 Juli 2014 22:06 WIB
Presiden Bertemu Prabowo. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di kantor presiden, Jakarta, Senin (11/3). (FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai bergabungnya Partai Demokrat (PD) ke koalisi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tak perlu dikhawatirkan oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla, namun kubu capres nomor urut satu malah akan terbebani.
"Selain menambah beban sandera kasus korupsinya, secara elektabilitas juga negatif. Sebab saat ini Demokrat sedang mendapatkan hukuman dari pemilih karena banyaknya kasus korupsi yang menimpa elitenya," kata Boni di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keputusan politik partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu justru semakin memperjelas gambaran bahwa Prabowo-Hatta didukung partai-partai sarat masalah, terutama kasus korupsi.
Ia menjelaskan, publik mencatat bahwa Demokrat pada 2009 gembar-gembor dengan iklan "Katakan Tidak Pada Korupsi". Hanya saja, elite Demokrat yang jadi bintang iklan antikorupsi itu justru dijerat KPK, seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh.
Oleh karena itu, dirinya meyakini langkah Demokrat ke Prabowo-Hatta justru menambah beban karena duet Prabowo-Hatta sebelumnya didukung oleh partai-partai yang elitenya terseret korupsi.
Misalnya, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang menjadi tersangka kasus penyelenggaraan haji, mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq yang terseret kasus suap kuota impor daging sapi, kasus suap Pilkada Jawa Timur yang menyeret petinggi Golkar, atau kasus Hambalang dan Century yang menyeret elite Demokrat
"Jadi ini malah semakin menampakkan bahwa kekuatan mereka (koalisi pendukung Prabowo-Hatta, red) hanya untuk memperjuangkan kepentingan elite orang per orang," jelas Boni.
Sebelumnya, pada Senin (30/6) Partai Demokrat secara resmi memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Harian DPP Demokrat, Syarief Hasan saat jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat.
"DPP Partai Demokrat memutuskan dan menginstruksikan kepada pimpinan DPD, DPC, dan kader Demokrat, dan simpatisan Demokrat, termasuk organisasi sayap Demokrat untuk memberikan dukungan penuh sekaligus suaranya kepada Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli mendatang," kata Syarief.
Para pimpinan DPP Demokrat turut hadir pada kesempatan itu seperti Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin, anggota Dewan Pembina Demokrat Roy Suryo, dan Ketua Dewan Pembina Demokrat EE Mangindaan. (*)
"Selain menambah beban sandera kasus korupsinya, secara elektabilitas juga negatif. Sebab saat ini Demokrat sedang mendapatkan hukuman dari pemilih karena banyaknya kasus korupsi yang menimpa elitenya," kata Boni di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keputusan politik partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu justru semakin memperjelas gambaran bahwa Prabowo-Hatta didukung partai-partai sarat masalah, terutama kasus korupsi.
Ia menjelaskan, publik mencatat bahwa Demokrat pada 2009 gembar-gembor dengan iklan "Katakan Tidak Pada Korupsi". Hanya saja, elite Demokrat yang jadi bintang iklan antikorupsi itu justru dijerat KPK, seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh.
Oleh karena itu, dirinya meyakini langkah Demokrat ke Prabowo-Hatta justru menambah beban karena duet Prabowo-Hatta sebelumnya didukung oleh partai-partai yang elitenya terseret korupsi.
Misalnya, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang menjadi tersangka kasus penyelenggaraan haji, mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq yang terseret kasus suap kuota impor daging sapi, kasus suap Pilkada Jawa Timur yang menyeret petinggi Golkar, atau kasus Hambalang dan Century yang menyeret elite Demokrat
"Jadi ini malah semakin menampakkan bahwa kekuatan mereka (koalisi pendukung Prabowo-Hatta, red) hanya untuk memperjuangkan kepentingan elite orang per orang," jelas Boni.
Sebelumnya, pada Senin (30/6) Partai Demokrat secara resmi memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Harian DPP Demokrat, Syarief Hasan saat jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat.
"DPP Partai Demokrat memutuskan dan menginstruksikan kepada pimpinan DPD, DPC, dan kader Demokrat, dan simpatisan Demokrat, termasuk organisasi sayap Demokrat untuk memberikan dukungan penuh sekaligus suaranya kepada Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli mendatang," kata Syarief.
Para pimpinan DPP Demokrat turut hadir pada kesempatan itu seperti Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin, anggota Dewan Pembina Demokrat Roy Suryo, dan Ketua Dewan Pembina Demokrat EE Mangindaan. (*)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: