Wakil kepala biro politik Hamas Musa Abu Marzouk mengungkapkan permintaan itu saat diwawancarai Sputnik menjelang pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Mahmoud Abbas.
Pada Kamis ini, Putin diagendakan akan mengadakan pertemuan dengan Abbas di sela-sela KTT BRICS di Kazan.
"Kami membahas berbagai isu terkait persatuan nasional Palestina dan pembentukan pemerintahan yang akan memerintah Jalur Gaza setelah perang usai. Kami menjelaskan posisi kami mengenai masalah ini dan peran Federasi Rusia di dalamnya," papar Marzouk.
"Abbas seharusnya akan hadir di Kazan pada Pertemuan BRICS dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sana," ujarnya.
"Kami menyatakan keinginan kami agar pihak Rusia berbicara dengan Abbas untuk mendorongnya memulai negosiasi sehingga kami dapat mencapai hasil dalam hal ini," kata Marzouk, menambahkan.
Sebagaimana diwartakan Sputnik sebelumnya, Rusia mendukung pembentukan negara Palestina, kata Presiden Vladimir Putin pada Jumat (18/10).
"Posisi yang kami anut sejak zaman Uni Soviet ... cara utama untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah dengan menciptakan negara Palestina yang utuh," kata Putin pada pertemuan dengan para pemimpin media terkemuka dari negara-negara anggota BRICS.
Selama pertemuan tersebut, Putin menyebut Amerika Serikat telah menghancurkan Kuartet di Timur Tengah, yang dibentuk pada 1991.
Kuartet tersebut, yang beranggotakan PBB, Uni Eropa, Rusia, dan AS, bertujuan untuk memediasi proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Saya pikir kita harus kembali, bahkan mungkin memperluas Kuartet ini, berbicara tentang bagaimana memulihkan wilayah-wilayah ini (Palestina dan Israel), dan bagaimana mengembalikan orang-orang yang meninggalkan wilayah ini," kata Putin.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Dalam rapat virtual BRICS, Presiden Xi dukung Palestina merdeka
Baca juga: Putin-Abbas desak dialog untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel