Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengevaluasi konsep, moderator hingga penonton langsung acara debat pasangan calon presiden dan wakil presiden terakhir yang akan digelar Sabtu (5/7).

Komisioner KPU Arief Budiman di Jakarta, Selasa, mengatakan KPU mengundang tim pemenangan masing-masing pasangan capres dan cawapres untuk rapat pada hari itu guna mengevaluasi acara debat.

"Moderator kali ini dipilih seseorang yang berkualitas, menguasai materi dan terbiasa berkomunikasi di hadapan publik," kata mantan Komisioner KPU Jawa Timur itu.

KPU, katanya, mengaku sudah menyiapkan tujuh nama calon moderator namun belum bisa memastikan siapa moderator pada debat terakhir mendatang karena masih harus melalui proses seleksi dan pembahasan.

Selain itu, khusus untuk pendukung masing-masing pasangan capres dan cawapres, untuk diseleksi benar-benar dan mengendalikannya agar tidak mempengaruhi jalannya debat.

"Substansi debat itu menyampaikan program, visi dan misi kandidat, bukan ajang persaingan antarpendukung. Selain mengganggu acara, dikhawatirkan apa yang dipaparkan masing-masing kandidat tidak tersampaikan dengan baik," katanya.

Sementara itu, pada gelaran empat debat sebelumnya, moderator menjadi sorotan sejumlah pihak, termasuk Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan Taufik Kurniawan.

Ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senin (30/6), keduanya menyarankan ke KPU untuk menetapkan moderator yang memiliki wawasan atas materi yang disampaikan dan berpengalaman berhadapan dengan kamera.

"Debat disaksikan jutaan orang se-Tanah Air, sehingga moderator harus menguasai bagaimana cara berkomunikasi massa yang baik. Apalagi tidak mudah berbicara di depan kamera dan disiarkan langsung," kata Pramono.

Hal senada disampaikan Taufik Kurniawan yang mengatakan seorang moderator debat harus menguasai komunikasi publik yang kuat dan tidak grogi tampil di hadapan kamera.

(B009/R010)