Jakarta (ANTARA) - Badan Bank Tanah menjalin kolaborasi dengan Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Malaysia (The Federal Land Development Authority/Felda) guna mengoptimalkan keberlanjutan reforma agraria yang tengah dijalankan di Tanah Air.

Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja di Jakarta, Kamis mengatakan kolaborasi tersebut dilakukan melalui grup diskusi (focus group discussion) yang menghadirkan pembicara dari Felda, sehingga diharapkan bisa memberikan masukan dalam pengembangan formulasi kebijakan.

“Kita hadirkan Felda dan stakeholder terkait untuk membantu kita dalam meracik formula terbaik bagi pengembangan reforma agraria Badan Bank Tanah dalam mencapai tujuan dari program reforma agraria itu sendiri,” ujarnya.


Deputy of Felda Malaysia Izham Mustaffa (kedua kanan) dalam acara diskusi pengembangan reforma agraria Bank Tanah di Jakarta, Kamis (24/10/2024). (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)

Menurut dia, alasan pihaknya belajar dari Felda, yakni karena saat ini institusi tersebut menangani penataan kawasan perdesaan tertinggal menjadi kawasan pembangunan baru, dan dikenal sebagai pengelola perkebunan terbesar di dunia, dengan 811.140 hektare tumbuhan kelapa sawit, terutama di Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak.

Selain itu, lembaga ini turut memusatkan perhatian pada pembukaan ladang-ladang kecil yang dapat menghasilkan tumbuhan produktif dan cepat panen.

Ia mengatakan melalui kegiatan ini, pihaknya ingin reforma agraria yang dijalankan bisa menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat, dengan mengedepankan prinsip yang dipegang oleh Bank Tanah yaitu pemerataan dan keberlanjutan pengelolaan dari suatu lahan.

Adapun saat ini Badan Bank Tanah memiliki tiga lokasi lahan yang disediakan untuk reforma agraria, yakni Penajam Paser Utara (PPU) seluas 1.883 hektare, Poso seluas 1.550 hektare, dan Cianjur seluas 203 hektare.

Lebih lanjut, Deputy of Felda Malaysia Izham Mustaffa mengatakan institusi yang saat ini dikelola dirinya serupa dengan Bank Tanah yang ada di Indonesia, yakni sama-sama memiliki tujuan primer untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan tanah yang optimal.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Suyus Windayana mengatakan, reforma agraria yang dilakukan oleh pihaknya maupun Bank Tanah merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan ekonomi di bidang pertanahan.

Dirinya berharap melalui kegiatan tersebut, kebijakan reforma agraria yang dijalankan pemerintah bisa diakselerasi dengan sebaik-baiknya.

“Lanjutkan reforma agraria, lanjutkan perbagai upaya untuk mengatasi permasalahan masyarakat, terus hadirkan keadilan untuk semua, tanah untuk rakyat dan pada akhirnya kita ingin Indonesia 5, 10 tahun, selamanya menjadi negara yang benar-benar nyaman bagi warganya karena semuanya memiliki hak dan kepastian di negeri kita,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur Bengkulu: Program reforma agraria efektif atasi konflik lahan
Baca juga: Kementerian ATR/BPN terus pastikan ketersediaan tanah bagi masyarakat
Baca juga: AHY tegaskan reforma agraria tetap berjalan pada pemerintahan baru