Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Bandung, Jawa Barat, menyebutkan pemilihan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tegallega mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti hingga 25 ton per hari.

“Untuk kapasitas dari TPST Tegallega ini total bisa mengurangi 25 ton sampah organik maupun anorganik,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung A Koswara di Bandung, Kamis.

Koswara mengatakan untuk sampah anorganik di TPST Tegallega akan dipilah menjadi bahan bakar alternatif Refuse-Derived Fuel (RDF) untuk nantinya dikirimkan ke pabrik semen.

“Nantinya ada bahan karbon yang dipakai buat pembakaran sampah yang nantinya akan menghasilkan RDF,” kata dia.

Baca juga: Pemkot Bandung minta pasar tradisional kelola sampah secara mandiri

Setelah selesai dibangun dan dioperasikan, lanjutnya, TPST Tegallega ditargetkan bisa mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi, sekaligus mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.

“Prakteknya, pekan kedua November mendatang akan jadi tahap uji coba. Jika tidak ada kendala, maka TPST Tegallega siap dioperasikan secara resmi,” katanya.

Selain itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya. Sampah organik akan diarahkan ke pusat komposting, sedangkan anorganik ke bank sampah atau pusat pengolahan.

“Setiap langkah pemilahan akan ditingkatkan, termasuk penyediaan roda, tempat sampah khusus, dan rompi untuk petugas, serta memastikan sampah organik langsung masuk ke tempat pengolahan, bukan ke TPS,” katanya.

Baca juga: Pemkot Bandung perkuat pendekatan kewilayahan tekan sampah dari sumber

Jika hal ini berjalan konsisten, ia optimis kebutuhan akan TPA seperti Sarimukti dan Legoknangka dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan lagi.

"Jika sudah mencapai bebas sampah, kita patenkan pola ini sebagai pengelolaan permanen. TPS akan difungsikan sebagai tempat pemanfaatan sampah, bukan lagi sebagai pembuangan," ujarnya.

Koswara menekankan pentingnya membuat sistem pengelolaan sampah di kota ini secara permanen agar tidak kembali pada kondisi darurat.

"Kedaruratan pengelolaan sampah tidak boleh terjadi lagi. Bebas sampah menjadi target utama kami. Jika semua sudah siap, kita bisa mulai pelaksanaannya minggu depan," kata Koswara.

Baca juga: Sikapi TPPAS Sarimukti penuh, Pemprov Jabar galang aksi kurangi sampah