Produksi padi 2014 diperkirakan turun 1,98 persen
1 Juli 2014 15:47 WIB
foto ilustrasi - seorang pekerja membawa karung berisi beras yang akan dijual di Pasar Induk Cipinang (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi tahun 2014 (Angka Ramalan/Aram I) mencapai 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 1,41 juta ton atau 1,98 persen dibanding tahun 2013.
"Penurunan produksi padi diperkirakan karena merosotnya luas panen sebesar 1,92 persen atau 265,31 ribu hektare, dari 13,84 juta hektare menjadi hanya sekitar 13,57 juta hektare," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Selasa.
Menurut Suryamin, selain penurunan luas lahan, merosotnya produksi padi juga karena tergerusnya produktivitas padi dari 51,52 kuintal per hektare menjadi 51,49 kuintal per hektare.
"Dari sisi produktivitas, penurunan lebih dipengaruhi iklim seperti banjir yang cukup besar yang mengakibatkan puso atau gagal panen di sejumlah wilayah," ujar Suryamin.
Petani tambahnya, sebagian ada yang mengalihkan tanaman atau komoditas padi menjadi tanaman lain seperti jagung maupun kedelai.
BPS menyebutkan, penurunan produksi padi pada tahun 2014 diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,86 juta ton, sedangkan produksi padi di luar Pulau Jawa diperkirakan mengalami kenaikan 0,44 juta ton.
Penurunan produksi padi terbesar diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Selatan.
Meski begitu, pada sejumlah wilauah produksi padi diperkirakan naik relatif besar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.
Menurut BPS, angka Aram I didasarkan pada realisasi produksi pada periode Januari-April 2014, ditambah dengan perkiraan produksi periode Mei-Agustus dan September-Desember 2014.
"Pola panen sekitar Januari-April 2014 relatif sama dengan pola panen pada tahun 2013 dan 2012. Sedangkan puncak panen padi periode itu (Januar-April tahun 2014, 2013, 2012) terjadi pada bulan Maret," ujarnya.
"Penurunan produksi padi diperkirakan karena merosotnya luas panen sebesar 1,92 persen atau 265,31 ribu hektare, dari 13,84 juta hektare menjadi hanya sekitar 13,57 juta hektare," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Selasa.
Menurut Suryamin, selain penurunan luas lahan, merosotnya produksi padi juga karena tergerusnya produktivitas padi dari 51,52 kuintal per hektare menjadi 51,49 kuintal per hektare.
"Dari sisi produktivitas, penurunan lebih dipengaruhi iklim seperti banjir yang cukup besar yang mengakibatkan puso atau gagal panen di sejumlah wilayah," ujar Suryamin.
Petani tambahnya, sebagian ada yang mengalihkan tanaman atau komoditas padi menjadi tanaman lain seperti jagung maupun kedelai.
BPS menyebutkan, penurunan produksi padi pada tahun 2014 diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,86 juta ton, sedangkan produksi padi di luar Pulau Jawa diperkirakan mengalami kenaikan 0,44 juta ton.
Penurunan produksi padi terbesar diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Selatan.
Meski begitu, pada sejumlah wilauah produksi padi diperkirakan naik relatif besar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.
Menurut BPS, angka Aram I didasarkan pada realisasi produksi pada periode Januari-April 2014, ditambah dengan perkiraan produksi periode Mei-Agustus dan September-Desember 2014.
"Pola panen sekitar Januari-April 2014 relatif sama dengan pola panen pada tahun 2013 dan 2012. Sedangkan puncak panen padi periode itu (Januar-April tahun 2014, 2013, 2012) terjadi pada bulan Maret," ujarnya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: