Polda Jawa Timur geser perwira menengah antisipasi Pemilu
1 Juli 2014 13:30 WIB
Ilustrasi saat polisi bersimulasi menangkap seorang provokator demonstrasi mengacaukan Pemilu Presiden 2014, di Markas Polres Kediri Kota, Kediri, Jawa Timur, Selasa (3/6). Jawa Timur bersama Jawa Tengah dan Jawa Barat memberi kontribusi jumlah pemilih sangat dominan pada setiap Pemilu karena populasi penduduknya yang padat. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Surabaya (ANTARA News) - Terkait berbagai potensi kerawanan di Jawa Timur, Polda Jawa Timur menggeser sejumlah pejabat utama dibantu dua perwira menengah berpangkat AKBP ke setiap Korwil pada H-1 Pemilu Presiden 2014, termasuk untuk memastikan distribusi logistik Pemilu ke semua TPS tanpa kendala.
Kepala Polda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono, di Surabaya, Selasa, menyatakan, Polda Jawa Timur mengantisipasi konflik horizontal, terutama di wilayah rawan konflik SARA, di antaranya di Omben (Sampang, Pulau Madura), serta Puger dan Tanggul (Jember).
Cahyono juga menegaskan, kawasan "tapal kuda" menjadi fokus pengamanan Pemilu Presiden 2014 mereka, yang meliputi Pulau Madura, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
Ungkapan Cahyono itu diutarakan seusai memimpin upacara Hari Bhayangkara 2014. Ungkapan dia itu juga sangat gamblang, karena biasanya titik-titik rawan konflik itu tidak diungkap pemegang otoritas keamanan.
Tentang Omben, dia menyatakan, sudah ada satu kompi Brimob sejak setahun lalu. "Tapi akan tetap kami antisipasi, karena dalam Pemilu Legislatif 2014 sempat ada klebun (kepala desa) yang dikeroyok massa," katanya.
Dia juga memasukkan faktor gangguan keamanan berupa teror pada Pemilu Presiden 2014 ini. "Saya minta para kepala Polres mendeteksi dan cegah dini. Orang-orang yang memiliki identitas tidak jelas harus dicek," katanya.
Mengenai kondisi Jawa Timur terkini, ia mengatakan, "Alhamdulilah, Jawa Timur saat ini masih aman dan kondusif," katanya.
Kepala Polda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono, di Surabaya, Selasa, menyatakan, Polda Jawa Timur mengantisipasi konflik horizontal, terutama di wilayah rawan konflik SARA, di antaranya di Omben (Sampang, Pulau Madura), serta Puger dan Tanggul (Jember).
Cahyono juga menegaskan, kawasan "tapal kuda" menjadi fokus pengamanan Pemilu Presiden 2014 mereka, yang meliputi Pulau Madura, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
Ungkapan Cahyono itu diutarakan seusai memimpin upacara Hari Bhayangkara 2014. Ungkapan dia itu juga sangat gamblang, karena biasanya titik-titik rawan konflik itu tidak diungkap pemegang otoritas keamanan.
Tentang Omben, dia menyatakan, sudah ada satu kompi Brimob sejak setahun lalu. "Tapi akan tetap kami antisipasi, karena dalam Pemilu Legislatif 2014 sempat ada klebun (kepala desa) yang dikeroyok massa," katanya.
Dia juga memasukkan faktor gangguan keamanan berupa teror pada Pemilu Presiden 2014 ini. "Saya minta para kepala Polres mendeteksi dan cegah dini. Orang-orang yang memiliki identitas tidak jelas harus dicek," katanya.
Mengenai kondisi Jawa Timur terkini, ia mengatakan, "Alhamdulilah, Jawa Timur saat ini masih aman dan kondusif," katanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: