New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang bervariasi.

Barometer Bisnis Chicago berkurang menjadi 62,6 pada Juni, dari tertinggi tujuh bulan 65,5 pada Mei, tetapi masih naik tajam dalam kuartal dan konsisten dengan kebangkitan kembali produk domestik bruto pada kuartal kedua, Institute for Supply Management Chicago mengatakan pada Senin. Angka terbaru gagal memenuhi ekspektasi pasar.

Namun, indeks penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) AS, indikator ke depan berdasarkan penandatanganan kontrak, melonjak 6,1 persen menjadi 103,9 pada Mei dari 97,9 pada April, Asosiasi Makelar Rumah Nasional melaporkan pada Senin.

Greenback telah berada di bawah tekanan baru-baru ini karena serangkaian data menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi AS. Departemen Perdagangan pada pekan lalu melaporkan bahwa ekonomi AS mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen di kuartal pertama, kinerja terburuk dalam lima tahun terakhir.

Fokus utama minggu ini adalah laporan penggajian (payroll) non pertanian AS untuk Juni yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (3/7) oleh Departemen Tenaga Kerja. Selain itu, Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter bulanan pada Kamis.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,3695 dolar dari 1,3645 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,7107 dolar dari 1,7021 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,9427 dolar dari 0,9423 dolar.

Dolar dibeli pada 101,28 yen Jepang, lebih rendah dari 101,39 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun menjadi 0,8865 franc Swiss dari 0,8911 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,0665 dolar Kanada dari 1,0611 dolar Kanada, demikian kantor berita Tiongkok, Xinhua, melaporkan.

(A026)