Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Edy Wuryanto mendukung program cek kesehatan gratis yang akan dilakukan oleh pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada tahun 2025.

Menurut Edy, program tersebut bernilai penting dan sejalan dengan komitmen DPR RI yang ingin memperkuat langkah preventif dan transformasi pelayanan kesehatan primer, terutama untuk mengatasi penyakit menular dan tidak menular, khususnya penyakit tuberkulosis (TBC) dan kanker.

"Saya setuju ke depan ini skrining kesehatan diintervensi dengan baik, tidak sampai jatuh yang berat karena kalau satu jatuh yang berat, justru pembiayaan kesehatan kita semakin mahal," ucap dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Edy menyampaikan bahwa TBC dan kanker merupakan penyakit yang bersifat persisten di Indonesia dan sebagian besar penderita TBC adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah sehingga pengecekan kesehatan gratis sangat berarti bagi mereka.

Ia menekankan deteksi dini sudah sepatutnya menjadi program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Jadi deteksi dini dan memperkuat pelayanan kesehatan primer, itu harusnya menjadi fokus Pak Prabowo, terutama untuk skrining penyakit TBC, penyakit kanker, dari dulu nggak pernah selesai, karena deteksi dini nggak dilakukan dengan baik," kata dia.

Dalam pelaksanaan program itu, Edy berharap pemerintah dapat pula melibatkan BPJS Kesehatan dalam skema pembiayaan. Dengan demikian, masyarakat benar-benar mendapatkan kemudahan dalam pembayaran, mengingat program pemeriksaan kesehatan sudah masuk dalam perencanaan APBN tahun 2025.

Diketahui, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menerapkan program cek kesehatan (medical check up) gratis yang menyasar sekitar 52 juta penduduk Indonesia pada 2025.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyampaikan rencana cek kesehatan secara keseluruhan bagi masyarakat akan dilakukan secara rutin sekali setahun atau dua kali setahun.

Pemeriksaan kesehatan tersebut, kata dia, meliputi cek tensi, gula darah, asam urat, ataupun potensi-potensi penyakit katastropik lain, termasuk TBC.

Baca juga: PDPI dukung program pemeriksaan TB oleh pemerintah baru
Baca juga: Jadi Menkes lagi, BGS kejar tiga program percepatan dari Prabowo