BRIN gandeng swasta dalam riset bahan bakar berbasis biomassa
23 Oktober 2024 20:55 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perusahaan asal Jepang Sumitomo Heavy Industries Limited menandatangani Nota Kesepahaman tentang kerja sama riset dan inovasi di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (22/10)/2024. ANTARA/HO-BRIN/am.
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perusahaan swasta asal Jepang menjalin kerja sama riset dan inovasi yang berfokus pada konversi bahan bakar, termasuk basis co-firing yang menggunakan sumber daya biomassa dari Indonesia.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu, melalui kerja sama ini maka hasil riset BRIN terkait teknologi konversi bahan bakar akan melalui proses uji coba industri di Jepang.
Hal ini bertujuan untuk menemukan metode konversi bahan bakar yang lebih optimal, yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia sehingga dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat membangun basis riset dan pengembangan bersama yang terbuka," kata Hendrian.
Setelah penandatanganan nota kesepahaman kerja sama ini, Hendrian menyebutkan akan ditindaklanjuti dengan diskusi rinci terkait rencana pelaksanaan riset dan inovasi, yang mencakup tiga bidang utama yakni kolaborasi riset pemanfaatan bahan bakar berbasis co-firing biomassa dengan Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi serta Pusat Penelitian Biomassa dan Bioproduk.
Kemudian pengembangan teknologi pengolahan pangan, termasuk mesin stainless steel untuk pengolahan pangan dan kajian multiomik pangan tradisional Indonesia, bersama Pusat Penelitian Teknologi Pengolahan Pangan, dan pemanfaatan inovasi sun-time gum, yang akan dikembangkan bersama Pusat Penelitian Mikrobiologi Terapan.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar menyampaikan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung program transisi energi, khususnya terkait upaya penghentian bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara menuju penggunaan energi terbarukan.
Kerja sama ini, katanya, dilandasi oleh potensi besar biomassa yang dimiliki Indonesia, mengingat negara ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Oleh karena itu, pemanfaatan produk kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk memperpanjang umur operasional PLTU batubara, dengan cara mengombinasikan penggunaan batubara dan biomassa.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan konversi bahan bakar dari PLTU batubara ke biomassa. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target emisi nol persen Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengolahan sampah plastik jadi bahan bakar
Baca juga: BRIN minta Kemendiktisaintek kaji ulang aturan publikasi jurnal ilmiah
Baca juga: BRIN: Pendekatan molekuler dapat cegah penyakit pada tanaman
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu, melalui kerja sama ini maka hasil riset BRIN terkait teknologi konversi bahan bakar akan melalui proses uji coba industri di Jepang.
Hal ini bertujuan untuk menemukan metode konversi bahan bakar yang lebih optimal, yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia sehingga dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat membangun basis riset dan pengembangan bersama yang terbuka," kata Hendrian.
Setelah penandatanganan nota kesepahaman kerja sama ini, Hendrian menyebutkan akan ditindaklanjuti dengan diskusi rinci terkait rencana pelaksanaan riset dan inovasi, yang mencakup tiga bidang utama yakni kolaborasi riset pemanfaatan bahan bakar berbasis co-firing biomassa dengan Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi serta Pusat Penelitian Biomassa dan Bioproduk.
Kemudian pengembangan teknologi pengolahan pangan, termasuk mesin stainless steel untuk pengolahan pangan dan kajian multiomik pangan tradisional Indonesia, bersama Pusat Penelitian Teknologi Pengolahan Pangan, dan pemanfaatan inovasi sun-time gum, yang akan dikembangkan bersama Pusat Penelitian Mikrobiologi Terapan.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar menyampaikan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung program transisi energi, khususnya terkait upaya penghentian bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara menuju penggunaan energi terbarukan.
Kerja sama ini, katanya, dilandasi oleh potensi besar biomassa yang dimiliki Indonesia, mengingat negara ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Oleh karena itu, pemanfaatan produk kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk memperpanjang umur operasional PLTU batubara, dengan cara mengombinasikan penggunaan batubara dan biomassa.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan konversi bahan bakar dari PLTU batubara ke biomassa. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target emisi nol persen Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengolahan sampah plastik jadi bahan bakar
Baca juga: BRIN minta Kemendiktisaintek kaji ulang aturan publikasi jurnal ilmiah
Baca juga: BRIN: Pendekatan molekuler dapat cegah penyakit pada tanaman
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: