Djayadi mengatakan, alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta, yakni pengalaman di pemerintahan (23,1 persen), jujur bersih dari korupsi (15,4 persen) dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (11,5 persen).
Djayadi memprediksi paslon yang bisa masuk putaran kedua, yakni Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono.
Baca juga: Pramono siapkan gagasan pemerintahan terbuka untuk debat pilkada kedua
Melihat kenyataan tersebut, Pramono menyambut baik hasil survei elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang dikeluarkan oleh LSI
Meski hasil survei terus menunjukkan tren positif, Pramono meminta kepada tim suksesnya untuk tetap bekerja keras agar bisa mempertahankan bahkan meningkatkan elektabilitas.
"Alhamdulillah. Saya juga selalu tidak berpikir suatu yang besar-besar, tetapi bagaimana bisa menyelesaikan suatu masalah yang ada di lapangan terutama yang kami temukan," katanya.
Baca juga: Pramono bakal gandeng ahli AI untuk benahi administrasi Jakarta
Pramono juga menyoroti isu pendidikan di Jakarta yang menyoroti data anak putus sekolah dan ketimpangan penghasilan guru honorer.
Lalu menjanjikan sejumlah solusi, yakni wajib belajar 12 tahun tuntas, Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) sampai lulus kuliah. Selanjutnya pelatihan guru penyandang disabilitas serta beasiswa S2 S3 untuk guru dan dosen.
Di bidang kesehatan, Pramono menjanjikan adanya saluran langsung (hotline center) 24 jam layanan psikolog, persingkat waktu antrean BPJS, penambahan fasilitas kesehatan dan menyediakan RS Apung, kapal ambulans dan helikopter ambulans di Kepulauan Seribu.