Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pengarah Joko Widodo-Jusuf Kalla, Pramono Anung, mengatakan, debat pasangan calon presiden-wakil presiden, 5 Juli mendatang, akan menjadi penentu terhadap pemilih mengambang (swing voters).


"Debat terakhir akan jadi kunci, terutama meraih swing voters yang jumlahnya 10-11 persen," kata Anung, di Gedung DPR, Jakarta, Senin.




Dalam debat nanti, Jokowi-JK akan menekankan pentingnya penciptaan energi alternatif dan terbarukan.




Untuk debat terakhir, katanya, moderator sebaiknya orang yang sudah terbiasa bicara di depan publik dan televisi sehingga tidak mengganggu debat.




"Debat terakhir, moderator tidak siap secara baik. Seharusnya moderator itu tidak perlu baca terus dan akhirnya grogi, pengaturan waktu yang kurang baik dan ganggu jalannya debat. Padahal substansi debat sudah lebih tajam," kata dia.




Sementara itu, Skretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Taufik Kurniawan, menegaskan, hal yang disampaikan calon wakil presiden, Hatta Rajasa, dalam debat calon wakil presiden, Minggu malam (29/6), lebih konkrit ketimbang Jusuf Kalla.




Menurut dia, Hatta tak hanya bicara teori, tapi sudah pernah dilaksanakan saat berada di dalam birokrasi.




"Tidak hanya faktor teoritiknya saja tetapi jam terbang dan birokrasi yang riil yang pernah beliau laksanakan," kata Kurniawan, Senin.




Dia menyatakan, yang sudah dilakukan Hatta saat menjabat menteri riset dan teknologi dan kepala BPPT dijabarkan secara baik. Misalnya, kaitan penerapan teknologi dengan peningkatan biaya riset.