Jakarta (ANTARA) - Pekerjaan pembangunan saluran air dengan metode dongkrak (jacking) di Jalan Raya Jambore, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur dihentikan sementara menyusul adanya tiga pekerja galian proyek yang nyaris tertimbun longsoran tanah pada Senin (21/10).

"Atas kejadian tersebut, kita putuskan proyek penggalian di lokasi dihentikan sementara, sambil menunggu hasil audit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara internal. Proyek akan dilanjutkan pada Senin (28/10)," kata Manajer Proyek Jacking Saluran Air di Jalan Jambore, Onasis Sitanggang di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pj Gubernur DKI dampingi Wapres tinjau pembangunan LRT dan CYESC
Pantauan di lapangan, sejumlah pekerja hanya melakukan pengelasan lempengan besi yang digunakan untuk menahan setiap pinggir galian agar tidak terjadi longsor.

Satu alat berat jenis crane berwarna hijau dibiarkan teronggok pada lokasi proyek. Sedangkan di bekas longsoran itu sendiri saat ini tidak ada aktivitas pekerja. Pekerjaan hanya berada di atas tanah galian.

Menurut dia, peristiwa longsornya tanah galian yang menimpa tiga orang pekerja itu terjadi pada Senin (21/10) pukul 10.00 WIB. Mereka nyaris tertimbun longsor di lokasi Jalan SMPN 147 Cibubur.

Baca juga: Dito sebut fasilitas Cibubur bakal dilengkapi sekolah dan rumah sakit
Saat kejadian, lanjut Onasis, ketiganya berada di dalam gorong-gorong penghubung antara saluran Phb SMPN 147 dengan galian jacking. Namun, mendadak tanah di atasnya runtuh hingga ketiganya panik dan menyelamatkan diri dengan cara merayap ke arah tanah yang sudah digali pada kedalaman 4,5 meter.

"Diduga kontur tanahnya labil karena di lokasi ini merupakan saluran penghubung yang sudah lama. Di satu sisi, di kedalaman 4,5 meter itu juga minim unsur oksigen. Ketika ada sedikit longsor, tiga pekerja itu panik dan sempat lemas," paparnya.

Kemudian, ketiga pekerja bernama Alpin (28), Subyani (25), dan Nendy (48) pun dievakuasi oleh rekan-rekannya ke atas dengan cara digendong.

Mereka dibawa ke Klinik Pratama yang tak jauh dari lokasi kejadian dan selanjutnya dibawa ke RSKO Cibubur untuk mendapat penanganan medis karena mereka mengeluh sesak nafas dan sakit pada bagian dadanya.

Baca juga: Gibran tinjau proyek pusat olahraga senilai Rp249 miliar di Cibubur
Setelah dilakukan rontgen dan tidak ditemukan luka dalam, mereka akhirnya memutuskan pulang ke kampung halaman di Pandeglang, Banten karena masih merasa trauma.

Saat kejadian, kata Onasis, peniup (blower) yang diarahkan ke dalam galian sedalam 4,5 meter itu juga dinilai kurang kencang putarannya, sehingga membuat suasana di bawah tanah sesak karena kekurangan udara.

Secara umum, kata dia, pelaksanaan pekerjaan di lapangan sudah sesuai dengan standar K3 yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Kemudian, sambil menunggu audit internal, pihaknya memasang beton cor di setiap sisi galian, agar tidak terjadi longsor susulan.

"Ini sekaligus untuk memastikan bahwa tanah yang digali ini aman. Sampai saat ini kami masih melakukan investigasi dan audit K3 atas kejadian tersebut. Sehingga sampai hari ini tempat kejadian perkara masih sama saat kejadian berlangsung, tidak ada perubahan. Namun kami lakukan perbaikan agar tidak terulang lagi kejadiannya," tuturnya.

Audit internal itu, tambah dia, akan rampung pada Kamis (24/10) dan hasilnya akan dilaporkan ke Sudin Sumber Daya AIr (SDA) Kota Jakarta Timur maupun ke konsultan pengawas proyek, selaku pemilik proyek jacking saluran air ini.

Dia berharap hasil audit kondisi lokasi kejadian aman sehingga proyek dapat dilanjutkan kembali mengingat proyek saluran air ini untuk mengatasi genangan yang kerap terjadi di Jalan Raya Jambore Cibubur.

Sementara itu, Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Tengku Saugi Zikri enggan memberikan keterangan terkait kasus tersebut.

Pihaknya menyerahkan kasus ini pada kontraktor atau pelaksana pekerjaan untuk segera menuntaskan masalahnya.