Gaza (ANTARA) - Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) pada Selasa (22/10) menyebutkan bahwa Jalur Gaza utara sedang mengalami lonjakan angka kematian dan kekurangan makanan serta pasokan medis yang parah di tengah pengeboman tanpa henti oleh pasukan Israel selama hampir tiga pekan.

"Seruan darurat dari staf UNRWA di Gaza utara... Staf kami melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan (pasokan) makanan, air, atau perawatan medis," ungkap Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di platform media sosial X.

"Mayat-mayat dibiarkan tergeletak di jalanan atau di bawah reruntuhan, sementara upaya untuk pemindahan mayat atau pemberian bantuan kemanusiaan terus ditolak," ujar Lazzarini.

"Atas nama staf kami di Gaza utara, saya menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin, meski hanya untuk beberapa jam, untuk memungkinkan perjalanan kemanusiaan yang aman bagi keluarga yang ingin meninggalkan daerah tersebut dan mencapai tempat yang lebih aman," ujarnya.

Lazzarini mengatakan bahwa dia menganggap ini merupakan upaya paling mendasar yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak bersalah.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dalam sebuah pernyataan pada Selasa yang sama menyebutkan bahwa pasukannya melanjutkan pertempuran di kawasan Jabalia, Gaza utara, sambil memungkinkan "evakuasi yang aman" bagi warga sipil dari zona tempur di sepanjang rute yang telah ditentukan

"Hasilnya, ribuan warga sipil telah dievakuasi. Puluhan teroris ditangkap dari kalangan warga sipil," kata IDF.

Tentara Israel terus melanjutkan operasi daratnya di kamp Jabalia, kamp pengungsi Palestina terbesar di jalur Gaza, untuk hari ke-17 berturut-turut.

IDF mengatakan bahwa operasi mereka di Jabalia dan daerah sekitarnya bertujuan untuk mencegah para pejuang Hamas berkumpul kembali dan melancarkan serangan lebih lanjut.

Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya disandera.

Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza bertambah menjadi 42.718 orang, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Selasa.