"Kalau cerita Panji bisa sepopuler Romeo dan Juliet-nya Shakespeare atau Layla-Majnun karya Nizami Ganjavi, tentu bisa kita promosikan secara global," kata Menbud Fadli Zon saat memberikan sambutan di sela pembukaan Festival Budaya Panji 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa malam.
Fadli Zon merujuk pada kisah cinta tragis Romeo dan Juliet karya William Shakespeare tahun 1567 serta puisi naratif Layla dan Majnun gubahan Nizami Ganjavi, penyair Persia asal Azerbaijan pada 1188.
Baca juga: Buka Festival Budaya Panji, Fadli Zon singgung persatuan Nusantara
Cerita Panji adalah kumpulan kisah-kisah cinta sarat kepahlawanan yang umumnya merujuk pada lakon antara Panji Inu Kertapati dan Sekartaji yang bertahan menyebar di Jawa.
Kendati demikian cerita Panji berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara, bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Myanmar, menciptakan kisah-kisah cinta serta kepahlawanan dengan beragam lakon.
Baca juga: Festival Budaya Panji 2024 buka ruang generasi muda untuk bahas budaya
Menurut Fadli, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan Azerbaijan melestarikan dan menghargai Layla dan Majnun maupun Nizami Ganjavi dalam upaya pelestarian cerita Panji.
"Bukan hanya promosi global, tetapi untuk masyarakat kita sendiri. Supaya memahami kita punya cerita Panji dengan berbagai nilai dan makna di dalamnya, bagian karya nenek moyang yang terus kita hidupkan," ujarnya.
Baca juga: Festival cerita Panji ajak anak dan remaja dalami budaya Indonesia
"Ini sebuah upaya konkret untuk melakukan pelestarian dan promosi cerita-cerita asli Nusantara," kata Fadli Zon.
Festival Budaya Panji 2024 digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 22-24 Oktober.
Sepuluh kelompok seni dari berbagai daerah di Indonesia terpilih untuk pentas sepanjang festival yakni Padepokan Mangun Dharmo dari Malang, Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah (Indramayu), Sanggar Sekar Kedhaton Somoktan (Klaten), Sanggar Seni Satriya Lelana (Bali), dan Sanggar Wayang Bundeng Gepuk (Wonosobo).
Kemudian Sanggar Albanyiuri dari Banjarmasin, Pesinauan Sekolah Adat Osing (Banyuwangi), Sanggar Kedhaton Ati (Karanganyar), Komunitas Seni Tadulako (Palu), dan Sanggar Maestro Topeng Ghulur Ji Hanan (Sumenep).
Baca juga: Pameran Panji sampaikan pesan moral dari naskah kuno ke masyarakat