Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengimbau generasi muda untuk mengenal sawit secara lebih objektif dan menghindari informasi tidak benar terhadap komoditas perkebunan tersebut.

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS Kabul Wijayanto mengatakan, generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam pemberdayaan dan pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia.

Sementara itu, kata dia lagi, melalui keterangannya, di Jakarta, Selasa, kondisi yang perlu diperhatikan adalah penyebaran informasi tentang kelapa sawit yang tidak didasarkan pada fakta objektif di lingkungan pendidikan.

"Dampak dari penyebaran isu ini sangat besar karena terjadi dalam dunia pendidikan yang dikhawatirkan dapat dianggap sebagai kebenaran umum oleh peserta didik, yang merupakan generasi muda Indonesia," katanya pula.

Informasi positif tentang kelapa sawit secara terstruktur dengan sasaran yang terarah dan spesifik, katanya pula, penting untuk dilakukan agar tujuan promosi kelapa sawit dapat tercapai secara optimal.

"Generasi Z merupakan generasi dominan di Indonesia saat ini. Oleh karena itu, upaya untuk menangkal isu negatif tentang kelapa sawit di lingkungan pendidikan menjadi sangat penting," katanya.

Kabul menyatakan salah satu upaya yang dilakukan BPDPKS untuk menangkal kampanye negatif sawit di kalangan generasi muda terutama di lingkungan pendidikan, yakni melakukan edukasi tentang fakta objektif kelapa sawit di universitas melalui GenSawit Kota Makassar tahun 2024.

Kegiatan GenSawit Kota Makassar yang mengambil tema “Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia” ini, diselenggarakan pada 17 Oktober 2024 diikuti sekitar 280 mahasiswa dari 17 kampus di kota tersebut.

Kota Makassar merupakan kota kelima di tahun 2024 yang dipilih BPDPKS menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan kegiatan GenSawit.

“Harapan kami semoga anak muda atau milenial dapat terlibat dalam pengembangan sawit, agar petani kelapa sawit juga meningkat khususnya di bidang pertanian itu sendiri," ujar Kabul yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan BPDPKS itu.

Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Prof Dr Yanto Santosa menyampaikan, komoditas sawit dituding lebih keras menjadi sebab terjadinya deforestasi.

Dari seluruh komoditas nonmigas di Indonesia bahkan di dunia, katanya pula, sawit akan tetap menjadi komoditas unggul di tanah air, karena turunan dari pengolahan sawit sangat banyak dan sangat memiliki manfaat bagi masyarakat.

Hal itu, katanya lagi, menjadi penyebab kelapa sawit selalu mendapatkan tudingan-tudingan negatif agar citra sawit tersebut tidak baik di mata dunia.
Baca juga: Kolaborasi pentahelix bentuk sikap positif masyarakat tehadap sawit
Baca juga: BPDPKS menilai riset jadi kunci hadapi kampanye hitam sawit RI