Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia, Selasa, memanggil Duta Besar Denmark untuk Indonesia Neils Erik Andersen untuk menyampaikan nota protes terkait penayangan video yang mencela Nabi Muhammad dan meminta agar kejadian itu tidak terulang kembali. "Deplu memanggil Dubes Denmark hari ini untuk menyampaikan nota protes dan meminta Denmark untuk melakukan tindakan guna mengatasi akibat dari perkembangan terakhir itu dan agar pemerintah serius melakukan usaha agar kejadian ini tidak terulang," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri (Deplu-RI) Desra Percaya. Menurut Jubir Deplu-RI itu, pemerintah Indonesia merasa terusik dengan kejadian itu karena hal itu bukan untuk pertama kalinya terjadi di Denmark. "Apa yang terjadi di Denmark itu merupakan suatu langkah mundur dari apa yang telah Indonesia lakukan," ujarnya. Indonesia, selama beberapa waktu terakhir aktif menggelar dialog antar budaya dan agama tidak hanya di Asia tetapi juga di dunia untuk meningkatkan solidaritas, toleransi dan pemahaman antar agama, katanya. "Indonesia konsisten dengan posisi sebelumnya, Indonesia sekali lagi mengecam keras tindakan-tindakan yang mencela simbol-simbol keagamaan termasuk yang terjadi untuk kedua kalinya di Denmark," katanya. Hal itu, lanjut dia, merupakan cermin dari ketidakpercayaan dan bukti adanya Islamophobia. "Indonesia sebagai negara demokrasi sangat mengerti apa yang disebut dengan kebebasan berekspresi namun tentunya itu harus diikuti dengan tanggung jawab," katanya. Sementara itu, Dubes Andersen yang diterima oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Deplu-RI Eddi S Hariyadhi menyampaikan penyesalannya atas peristiwa itu. "Dubes Denmark telah menyampaikan maaf dan mengatakan bahwa ketua partai yang bersangkutan juga telah mengecam perbuatan itu," katanya. Televisi negara Denmark, Jumat (6/10), menayangkan gambar yang menunjukkan anggota partai penolak pendatang Rakyat Denmark (DPP) pada perkemahan musim panas bulan Agustus, minum, menyanyi dan ikut dalam lomba menggambar mirip Nabi Muhammad. Tayangan itu, yang direkam seniman Martin Rosengaard Knudsen, yang tampil sebagai anggota partai selama beberapa bulan untuk merekam sikap anggota muda, memperlihatkan sejumlah orang minum, bernyanyi dan menggambar kartun mengolok-olok Nabi Muhammad. Wajah anak muda tersebut dikaburkan dalam sebagian besar tayangan itu. Satu kartun menggambarkan Nabi Muhammad sebagai unta, yang sedang buang air kecil dan minum bir. Lomba tersebut berlangsung awal Agustus, kata media Denmark. Kartun lain disiarkan dalam sebagian tayangan orang berkedok memperlihatkan Nabi Muhammad dikelilingi botol bir dan berada dalam gambar ledakan. Pada Januari lalu, sejumlah umat Islam melakukan protes keras terhadap penerbitan karikatur Nabi Muhammad di media Denmark, Jyllands-Posten.(*)