Undian Musk demi tarik pemilih pilpres timbulkan dugaan politik uang
22 Oktober 2024 20:44 WIB
Arsip - CEO Tesla Inc. sekaligus SpaceX Elon Musk menjawab pertanyaan wartawan setelah peluncuran layanan internet berbasis satelit Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU/pri.
Istanbul (ANTARA) - Pengusaha Amerika Serikat Elon Musk mengumumkan bahwa pihaknya menawarkan 1 juta dolar AS (Rp15,47 miliar) setiap harinya untuk simpatisan Partai Republik yang mendaftar untuk memilih dalam pemilihan presiden AS bulan depan.
Undian berhadiah tersebut dilaksanakan oleh komite aksi politik Musk, America PAC, dan mengincar para pemilih negara-negara bagian kunci dalam pilpres.
"Kami akan memberikan 1 juta dolar AS secara acak kepada warga yang menandatangani petisi," ucap Musk dalam sebuah acara dialog dengan masyarakat di Pennsylvania, Sabtu.
Supaya bisa mendapat peluang memenangi undian, para pemilih harus menandatangani petisi dukungan terhadap amendemen ke-1 dan ke-2 Konstitusi AS. Kedua amendemen tersebut masing-masing secara berurutan terkait dengan kebebasan berpendapat serta hak bersenjata.
Undian tersebut juga mensyaratkan pemilih terdaftar di negara-negara bagian Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, Michigan, Wisconsin, dan Carolina Utara.
"Tantangan kita adalah bagaimana membuat semakin banyak orang tahu tentang petisi ini, karena hal ini tak akan dilaporkan media arus utama," kata Musk.
Upaya Musk memengaruhi politik AS sejalan dengan dukungan terbuka yang diberikannya kepada Donald Trump. Namun, caranya tersebut justru menimbulkan perhatian publik atas pengaruh kekayaan yang dikuasai seseorang dalam politik.
"Ketika ada yang mengalirkan uang seperti ini untuk kepentingan politik, saya pikir ini menimbulkan persoalan serius yang patut diperhatikan," ucap Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dalam wawancara bersama media NBC News.
Undian berhadiah Musk juga memicu kekhawatiran dari ahli hukum. Pasalnya, peraturan pemilu AS secara jelas melarang imbalan uang dalam pendaftaran pemilih.
"Hal tersebut sudah jelas ilegal," kata seorang profesor UCLA, Rick Hasen, yang merujuk pada panduan Departemen Kehakiman AS yang melarang imbalan uang untuk memengaruhi pemilih.
Sementara, seorang pengacara pendanaan kampanye politik, Brett Kappel, menyebut upaya Musk mengiming-imingi uang sebesar itu menunjukkan Amerika PAC kesulitan mencapai target jumlah pemilihnya.
Meski demikian, America PAC telah memberikan hadiah 1 juta dolar AS pertamanya kepada John Dreher, yang langsung menerima cek tunai dari Musk.
Dalam video yang disiarkan America PAC, Dreher mendesak supaya para pemilih menggunakan hak suaranya pada masa pemungutan suara awal.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Elon Musk tuduh tokoh Partai Demokrat dorong penghilangan nyawa Trump
Baca juga: Gedung Putih kecam pernyataan Elon Musk tentang upaya pembunuhan Trump
Undian berhadiah tersebut dilaksanakan oleh komite aksi politik Musk, America PAC, dan mengincar para pemilih negara-negara bagian kunci dalam pilpres.
"Kami akan memberikan 1 juta dolar AS secara acak kepada warga yang menandatangani petisi," ucap Musk dalam sebuah acara dialog dengan masyarakat di Pennsylvania, Sabtu.
Supaya bisa mendapat peluang memenangi undian, para pemilih harus menandatangani petisi dukungan terhadap amendemen ke-1 dan ke-2 Konstitusi AS. Kedua amendemen tersebut masing-masing secara berurutan terkait dengan kebebasan berpendapat serta hak bersenjata.
Undian tersebut juga mensyaratkan pemilih terdaftar di negara-negara bagian Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, Michigan, Wisconsin, dan Carolina Utara.
"Tantangan kita adalah bagaimana membuat semakin banyak orang tahu tentang petisi ini, karena hal ini tak akan dilaporkan media arus utama," kata Musk.
Upaya Musk memengaruhi politik AS sejalan dengan dukungan terbuka yang diberikannya kepada Donald Trump. Namun, caranya tersebut justru menimbulkan perhatian publik atas pengaruh kekayaan yang dikuasai seseorang dalam politik.
"Ketika ada yang mengalirkan uang seperti ini untuk kepentingan politik, saya pikir ini menimbulkan persoalan serius yang patut diperhatikan," ucap Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dalam wawancara bersama media NBC News.
Undian berhadiah Musk juga memicu kekhawatiran dari ahli hukum. Pasalnya, peraturan pemilu AS secara jelas melarang imbalan uang dalam pendaftaran pemilih.
"Hal tersebut sudah jelas ilegal," kata seorang profesor UCLA, Rick Hasen, yang merujuk pada panduan Departemen Kehakiman AS yang melarang imbalan uang untuk memengaruhi pemilih.
Sementara, seorang pengacara pendanaan kampanye politik, Brett Kappel, menyebut upaya Musk mengiming-imingi uang sebesar itu menunjukkan Amerika PAC kesulitan mencapai target jumlah pemilihnya.
Meski demikian, America PAC telah memberikan hadiah 1 juta dolar AS pertamanya kepada John Dreher, yang langsung menerima cek tunai dari Musk.
Dalam video yang disiarkan America PAC, Dreher mendesak supaya para pemilih menggunakan hak suaranya pada masa pemungutan suara awal.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Elon Musk tuduh tokoh Partai Demokrat dorong penghilangan nyawa Trump
Baca juga: Gedung Putih kecam pernyataan Elon Musk tentang upaya pembunuhan Trump
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: