Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) agar tidak panik dalam menghadapi fenomena panas dan gerah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. "Penting untuk menjaga kesehatan dan stamina agar tidak mengalami dehidrasi atau iritasi kulit," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Selasa.

Maria menyarankan warga untuk memperbanyak minum, mengonsumsi buah segar, serta menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar matahari langsung.

"Hindari aktivitas fisik berlebih di luar ruangan saat cuaca panas," ungkap Maria.

Maria juga menjelaskan suasana gerah yang terjadi secara meteorologis disebabkan oleh kombinasi suhu udara yang tinggi dan kelembapan yang meningkat.

Kelembapan udara mencerminkan jumlah uap air yang ada di atmosfer. Semakin banyak uap air dalam udara, semakin lembap udara tersebut.


"Jika suhu meningkat akibat pemanasan matahari yang lebih intens, terutama karena berkurangnya tutupan awan, maka suasana akan terasa lebih gerah," katanya.
Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Komodo, lanjut Maria, suhu maksimum di Mabar pada musim kemarau berkisar antara 33-35 derajat Celcius, namun suhu yang dirasakan dapat terasa lebih panas dari data tersebut atau yang tertera di prakiraan cuaca hariannya.

Kondisi tersebut dikenal dengan istilah "RealFeel Temperature". Istilah realfeel temperature, atau suhu yang dirasakan, merujuk pada sensasi suhu yang dialami manusia. Konsep ini mencakup lebih dari sekadar suhu udara yang terukur dan hal ini turut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kelembapan, kecepatan angin, dan intensitas sinar matahari.

"Misalnya pada hari yang lembap dan panas, tubuh dapat merasakan suhu yang jauh lebih ekstrem dibandingkan dengan suhu yang terukur, hal ini karena kelembapan tinggi membuat keringat sulit menguap, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri," katanya.

Maria menambahkan, suasana panas ini juga lebih terasa menjelang hujan, di mana kelembapan udara yang tinggi dapat melepaskan panas laten dan sensibel, meningkatkan panas yang dirasakan akibat radiasi matahari.

Lebih lanjut BMKG Stasiun Meteorologi Komodo juga mengajak masyarakat untuk terus mengikuti informasi terbaru mengenai perkembangan musim, prediksi cuaca, indeks kualitas udara, dan kadar sinar ultraviolet yang dapat memengaruhi kesehatan.

Dengan adanya informasi yang tepat, kata Maria, masyarakat dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca dan menjaga kesehatan dengan baik.

"Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi cuaca saat ini diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan di tengah suasana gerah ini," katanya.

Baca juga: BMKG paparkan penyebab cuaca panas dan gerah di Labuan Bajo
Baca juga: Faktor pemanasan permukaan picu suhu udara terasa gerah