“Pengoperasian mesin ini kami harap dapat menjadi solusi dalam penanganan sampah organik di wilayah Badung dan pengelolaan sampah yang lebih baik,” ujar Plt. Bupati Badung I Ketut Suiasa di Mangupura, Selasa.
Pihaknya mengapresiasi bantuan, atensi dan kepercayaan dari Pemerintah Jepang serta pemerintah pusat dalam upaya pengelolaan sampah di Badung.
Baca juga: Parlemen Jepang puji pengelolaan sampah di Jakarta
Baca juga: Jepang tegaskan dukungan untuk tingkatkan manajemen limbah di Jabar
“Karena masalah sampah menjadi isu besar yang harus diselesaikan dan ditangani di masa depan. Untuk itu dibutuhkan sinergi semua pihak serta dapat mewujudkan kesadaran kolektif bersama-sama," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Toyama Jepang Hirohisa Fujii mengungkapkan Kota Toyama memiliki misi dalam mengembangkan proyek di seluruh negara, salah satunya di Indonesia yaitu di Badung.
Dengan mesin itu, ia berharap dapat memberikan sumbangsih dalam penanganan sampah organik dan kelangsungan hidup masyarakat khususnya di Badung.
“Kami harap teknologi ini bermanfaat untuk mengurangi sampah organik dan menjaga lingkungan. Ke depan kami harapkan pula Badung menjadi kabupaten percontohan dalam penanganan sampah," ungkap dia.
Sementara Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Sachiko Takeda menambahkan mesin RA-X tersebut dapat menangani 50 ton sampah organik per hari dengan menghasilkan 17 ton kompos per hari.
Operasional mesin itu di TPST Mengwitani diyakini akan dapat mengurangi volume sampah dan komposnya dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
Baca juga: PKS Pembangunan-Pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka ditandatangani
Baca juga: Indonesia-Jepang teken kerja sama Studi Kelayakan Fasilitas Penanganan Sampah Skala Besar