Puluhan anggota Kongres AS desak Israel longgarkan akses media ke Gaza
22 Oktober 2024 09:22 WIB
Lebih dari lima puluh anggota parlemen AS mendesak Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin (21/10/2024) untuk menekan Israel agar mengizinkan jurnalis internasional mendapatkan akses "tanpa hambatan" ke Gaza.ANTARA/Anadolu/py.
Washington (ANTARA) - Lebih dari lima puluh anggota parlemen AS mendesak Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin (21/10) untuk menekan Israel agar mengizinkan jurnalis internasional mendapatkan akses "tanpa hambatan" ke Gaza.
"Kami menulis kepada Anda dengan keprihatinan mendalam terkait pembatasan akses media ke Gaza yang terus berlangsung sejak pecahnya permusuhan satu tahun lalu," tulis kelompok yang terdiri dari 64 anggota parlemen, dipimpin oleh Perwakilan James McGovern, dalam surat yang ditujukan kepada presiden dan diplomat utamanya.
"Sangat penting bagi Amerika Serikat untuk mendesak Israel agar memberikan akses independen bagi jurnalis AS dan internasional, demi transparansi, akuntabilitas, serta prinsip dasar kebebasan pers," tambah mereka.
Kelompok anggota parlemen dari DPR AS tersebut mengatakan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh Israel "telah menciptakan tantangan signifikan dalam mendapatkan informasi yang akurat dan dapat diverifikasi dari Gaza," serta merusak "fondasi kebebasan pers dan akuntabilitas demokratis."
"Kami mendesak pemerintahan untuk segera bertindak dalam mengadvokasi akses media yang tak terbatas dan independen ke Gaza. Pers yang bebas sangat penting untuk memastikan dunia dapat menyaksikan kenyataan di lapangan dan menuntut pertanggungjawaban semua pihak," tulis mereka.
Surat ini muncul saat Israel secara dramatis meningkatkan serangan terhadap Gaza utara, di mana puluhan warga sipil Palestina tewas akhir pekan ini di tengah gelombang besar pengungsian.
Pertahanan Sipil Palestina melaporkan pada Senin bahwa lebih dari 600 warga Palestina tewas sejak Israel memulai serangan ke wilayah utara 17 hari lalu.
“Mayat puluhan orang yang tewas masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim pertahanan sipil tidak bisa menjangkaunya,” kata juru bicara Mahmoud Basal kepada Anadolu.
Eskalasi dramatis dalam serangan brutal Israel ini terjadi saat jumlah korban tewas Palestina telah melebihi 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dengan 99.800 lainnya terluka sejak perang dimulai tahun lalu.
Invasi Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza sebelum perang mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Israel saat ini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional yang diajukan oleh Afrika Selatan terkait perang yang sedang berlangsung.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PM Netanyahu hadapi gelombang protes sejak tiba di AS
Baca juga: Puluhan anggota Kongres AS desak Biden setop kirim senjata ke Israel
Baca juga: Senator AS: "Penjahat perang" Netanyahu jangan diundang ke Kongres
"Kami menulis kepada Anda dengan keprihatinan mendalam terkait pembatasan akses media ke Gaza yang terus berlangsung sejak pecahnya permusuhan satu tahun lalu," tulis kelompok yang terdiri dari 64 anggota parlemen, dipimpin oleh Perwakilan James McGovern, dalam surat yang ditujukan kepada presiden dan diplomat utamanya.
"Sangat penting bagi Amerika Serikat untuk mendesak Israel agar memberikan akses independen bagi jurnalis AS dan internasional, demi transparansi, akuntabilitas, serta prinsip dasar kebebasan pers," tambah mereka.
Kelompok anggota parlemen dari DPR AS tersebut mengatakan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh Israel "telah menciptakan tantangan signifikan dalam mendapatkan informasi yang akurat dan dapat diverifikasi dari Gaza," serta merusak "fondasi kebebasan pers dan akuntabilitas demokratis."
"Kami mendesak pemerintahan untuk segera bertindak dalam mengadvokasi akses media yang tak terbatas dan independen ke Gaza. Pers yang bebas sangat penting untuk memastikan dunia dapat menyaksikan kenyataan di lapangan dan menuntut pertanggungjawaban semua pihak," tulis mereka.
Surat ini muncul saat Israel secara dramatis meningkatkan serangan terhadap Gaza utara, di mana puluhan warga sipil Palestina tewas akhir pekan ini di tengah gelombang besar pengungsian.
Pertahanan Sipil Palestina melaporkan pada Senin bahwa lebih dari 600 warga Palestina tewas sejak Israel memulai serangan ke wilayah utara 17 hari lalu.
“Mayat puluhan orang yang tewas masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim pertahanan sipil tidak bisa menjangkaunya,” kata juru bicara Mahmoud Basal kepada Anadolu.
Eskalasi dramatis dalam serangan brutal Israel ini terjadi saat jumlah korban tewas Palestina telah melebihi 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dengan 99.800 lainnya terluka sejak perang dimulai tahun lalu.
Invasi Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza sebelum perang mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Israel saat ini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional yang diajukan oleh Afrika Selatan terkait perang yang sedang berlangsung.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PM Netanyahu hadapi gelombang protes sejak tiba di AS
Baca juga: Puluhan anggota Kongres AS desak Biden setop kirim senjata ke Israel
Baca juga: Senator AS: "Penjahat perang" Netanyahu jangan diundang ke Kongres
Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: