Jakarta (ANTARA News) - Tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup berdampak pada pergerakan indeks harga saham gabungan, kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito.
"Kondisi rupiah yang tertekan membuat pasar modal juga ikut terkena dampaknya," katanya di Jakarta, Jumat.
Ia mengharapkan ada perbaikan pada defisit neraca perdagangan Indonesia karena faktor itu yang menjadi pemicu nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
"Rupiah melemah karena defisit di neraca perdagangan Indonesia, kondisi itu membuat kekhawatiran investor karena dampaknya akan kemana-mana, termasuk di pasar modal," katanya.
Menurut Ito Warsito, jika defisit neraca perdagangan Indonesia tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah, dana investor asing keluar seperti pada Mei 2013 akan dapat terulang.
"Kejadian pada Mei tahun lalu bisa terulang, kondisi itu kan karena defisit perdagangan perode April 2013 yang tiba-tiba melebar menjadi 1,6 miliar dolar AS," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO).
"Pada 2013, rupiah melemah dan pasar saham tertekan, namun pelaksanaan IPO melebihi dari yang ditargetkan. BEI menargetkan sebanyak 30 perusahaan IPO, dan terealisasi sebanyak 31 perusahaan," ujar Ito Warsito.
Pada tahun ini, lanjut dia, BEI kembali menargetkan pelaksanaan IPO sebanyak 30 perusahaan. Sepanjang 2014 sebanyak 13 perusahaan telah melaksanakan IPO. (ZMF/N002)
BEI katakan IHSG tertekan rupiah
27 Juni 2014 20:44 WIB
ILUSTRASI (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: