Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy yang baru saja dilantik pada Senin menyatakan Presiden Prabowo Subianto memerintahkan dirinya secara langsung menjadi pengganti Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2019-2024 Suharso Monoarfa.

“Terus terang, pada waktu Pak Presiden Prabowo itu menugasi kepada saya, saya benar-benar tidak menduga kalau harus berdiri di sini. Suatu (6 Agustus 2024) malam saya dipanggil, Pak Prabowo bertanya ‘Pak Rachmat mau ke mana? Pilih Kepala Badan atau pilih Kementerian?’ (Rachmat menjawab) ‘Pak, yang tugasnya (tugas di urusan lain) dulu bagaimana?’ (Prabowo balik menjawab), ‘Sudah tidak ada. Anda saya perintahkan menjadi pengganti Pak Suharso,’ ” kata Rachmat Pambudy di Gedung Bappenas Jakarta, Senin.

Sejak itu Rachmat mempelajari sejarah panjang Kementerian PPN/Bappenas sejak era kemerdekaan hingga periode pemerintahan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.

Menurut dia, berbagai pejabat yang pernah menduduki jabatan sebagai pimpinan Bappenas telah menorehkan tinta emas untuk negara. Hal ini dinilai menjadi bagian dari landasan mencapai Indonesia Emas 2045.

Pada 10 Agustus 2024, Prabowo memanggil Rachmat kembali untuk mengingatkan posisi dirinya sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas.

“Saya terus terang benar-benar terkejut ketika Pak Prabowo bilang setelah tanggal 6, saya dipanggil lagi tanggal 10. (Prabowo berkata), ‘Pak, jangan lupa Anda di Bappenas.’ Beliau langsung menyebut Profesor Widjojo Nitisastro (Kepala Bappenas era Orde Baru dalam beberapa periode). Saya langsung pucat (setelah Prabowo menyebut namanya). Pak Widjojo itu ketika saya masih anak-anak sudah seperti dewa. Beliaulah arsitek perjuangan Indonesia,” ucap dia.

Rachmat menilai Widjojo Nitisastro dan pimpinan Bappenas terdahulu lainnya telah menorehkan tinta emas bagi Indonesia. Mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, menjadikan pendidikan sebagai dari human capital (modal manusia), hingga pengembangan sumber daya manusia yang bisa mengurangi jumlah orang miskin dari 70 persen menjadi 10 persen.

"Pak Suharso, Bapak boleh pergi, tapi tadi Bapak janji sama saya, Bapak akan menuliskan catatan (dalam bentuk tulisan) emas itu (karena penting untuk menjadi bagian dari sejarah panjang perjalanan Indonesia ke depan)," ujar Rachmat.

Dalam doorstop, Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2019-2024 Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa dirinya sudah bertemu dengan Rachmat Pambudy sejak Asta Cita (delapan misi Prabowo-Gibran Rakabuming Raka) disusun.

Rachmat disebut menjadi salah satu akademisi yang turut meramu Asta Cita di bawah pimpinan Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah.

Mereka melakukan diskusi dan tukar pikiran secara intensif sejak saat itu, salah satunya membahas cara merealisasikan keinginan Prabowo meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

“Pertemuan dengan Pambudy (dilakukan dalam rangka) kita ingin sesuatunya itu berjalan dengan baik dan lancar, biar keberlanjutannya itu benar-benar dirasakan. Kami sudah intens bertukar pikiran. Jadi menurut saya, kalau dilihat dari intensitas pertemuan pada waktu itu dan kemudian yang ditunjuk (menjadi Kepala Bappenas) adalah beliau (Rachmat Pambudy), saya kira pas-lah karena saya kira juga (Rachmat Pambudy) punya kapasitas (mengemban jabatan) itu,” ungkap Suharso.

Pengangkatan Rachmat Pambudy sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas didasari Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) Nomor 133/P Tahun 2024 Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024-2029.

Baca juga: Rachmat Pambudy terima sertijab sebagai Menteri PPN 2024-2029

Baca juga: Rachmat Pambudy terpilih sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas

Baca juga: Profil Rachmat Pambudy, calon kuat menteri dalam kabinet Prabowo