Bandarlampung (ANTARA News) - Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) dan Komite Pendidikan Pemilu untuk BMI di Hongkong dan Makau didukung oleh Migrant Care sukses menggelar debat calon presiden diwakili Yoga Dirga Cahya dari kubu Prabowo-Hatta dan Eva Kusuma Sundari dari kubu Jokowi-JK.

"Setiap Pemilu, buruh migran selalu dijadikan objek untuk memilih semata tetapi tidak pernah dipahamkan visi-misi pihak-pihak yang sedang mencalonkan diri sebagai pemimpin RI. Buruh migran harus kritis dan menjadi pengawal serta pengawas bagi pelaksanaan program kerja presiden mendatang," kata Eni Lestari selaku ketua panitia kegiatan melalui rilis yang diterima Antara Biro Lampung di Bandarlampung, Jumat.

Debat yang diadakan itu mengangkat tema "Apa program mereka untuk menjawab persoalan rakyat dan perlindungan buruh migran Indonesia?"

"Acara ini diharapkan bisa menjadi ajang politik bagi buruh migran khususnya di Hongkong tentang program kerja dari kedua calon presiden. Sekaligus untuk mendidik kedua calon presiden melalui timsesnya tentang masalah-masalah kongkret yang dihadapi buruh migran di luar negeri," kata dia lagi.

Debat pilpres tersebut dimoderatori oleh Fahmi Panimbang dari Asian Monitor Resource Centre (AMRC) yang dibagi dalam lima sesi.

Untuk sesi pertama dipandu dua penanya yaitu Answer Styannes dari Asian Human Rights Commission (AHRC) dan Rudi HB Daman Ketua Umum GSBI dan Koordinator Front Perjuangan Rakyat (FPR).

Kedua penanya melempar pertanyaan terkait situasi umum nasional yang berdampak kepada buruh migran yaitu perwujudan kemakmuran rakyat, perbaikan kondisi ketenagakerjaan, penciptaan lapangan kerja dan perlindungan sejati bagi buruh migran pada acara berlangsung di lapangan rumput Victoria Park, Hongkong, yang tidak kurang dihadiri 2.000 orang Indonesia yang mayoritas dari buruh migran. (GA*A054)