Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat 119 poin dari posisi terakhir kemarin menjadi Rp11.980 per dolar AS.

"Mata uang rupiah kembali ke level Rp11.900-an per dolar AS terkait dengan sikap dovish atau dukungan terhadap suku bunga rendah Bank Sentral AS oleh sebagian pejabat bank sentral AS," kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.

Menurut dia, dengan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang masih rendah maka aset mata uang di negara-negara berisiko, termasuk Indonesia, masih akan tetap diminati investor.

Ia menambahkan, faktor teknikal juga menjadi salah satu pendorong penguatan kembali rupiah akhir pekan ini.

Rully berharap kondisi politik dalam negeri menjelang pemilihan presiden tidak memanas dan pelaksanaannya dapat berjalan lancar supaya nilai rupiah bisa kembali sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.

Sementara Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan bahwa penggunaan mata uang rupiah dalam seluruh transaksi pelabuhan di wilayah Indonesia akan dapat mendorong peningkatan nilai tukar mata uang domestik.

"Kondisi itu akan membantu mengurangi tekanan dari dolar AS," katanya.