Profil Diaz Hendropriyono, Wamen LH yang suarakan isu perubahan iklim
21 Oktober 2024 17:47 WIB
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU/aa.
Jakarta (ANTARA) - Diaz Hendropriyono ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Wamen LH/Waka BPLH) mendampingi menteri Hanif Faisol Nurofiq dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Diaz menggantikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong yang kementeriannya kini dimekarkan menjadi dua yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
Lahir di Jakarta pada 25 September, Diaz merupakan putra Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tahun 2001-2004 A.M. Hendropriyono. Setelah lulus pendidikan tingkat menengah, ia melanjutkan studinya ke Norwich Military University di Amerika Serikat dimana ia meraih gelar Bachelor of Science in Management dengan predikat cum laude pada tahun 1999.
Selain lulus dengan cum laude, ia meraih penghargaan Dean's List yang diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- di semua mata pelajaran. Selain itu, ia juga meraih penghargaan Delta Mu Delta yang dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20 persen tertinggi.
Baca juga: Menteri LH Hanif Faisol bawa segudang pengalaman hadapi isu lingkungan
Baca juga: KLHK dipisah, Presiden umumkan Kementerian LH/BPLH dan Kemenhut
Diaz kemudian menempuh pendidikan pascasarjana di Hawaii Pacific University dengan mengambil dua program studi yakni Master of Business Administrasion dan Master of Arts in Global Leadership di mana dirinya berhasil lulus dari kedua program tersebut pada 2013.
Ia memulai kariernya di dunia profesional dengan bekerja di bagian penjualan PT KIA Otomotif Indonesia pada 1999-2000. Selanjutnya, pada 2000-2001 Diaz menjadi direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan distribusi makanan laut yang dibekukan.
Kiprahnya di dunia politik bermula saat dirinya menjadi salah satu tokoh yang aktif mendukung Joko Widodo saat masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Pada 2015 Diaz ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkomsel. Kemudian, saat masa pemerintahan presiden ketujuh Joko Widodo, Diaz ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden.
Diaz diketahui menaruh perhatian khusus terhadap isu-isu lingkungan di mana dalam beberapa kesempatan ia menyuarakan soal dampak gas rumah kaca terhadap perubahan iklim.
Kepedulian terhadap isu emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim mendorongnya untuk membuat sebuah film dokumenter bersama Deddy Corbuzier dengan judul "Dangerous Humans: Towards Zero eMissions?" yang dirilis pada Oktober 2024.
Film dokumenter itu merupakan dokumentasi pekerjaan Diaz selama menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI. Dalam film tersebut, Diaz menyampaikan bahwa krisis iklim akan menyebabkan kerusakan pada kehidupan manusia. Namun, dampak itu bisa dicegah asalkan masyarakat mau menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
"Dangerous Humans: Towards Zero eMissions?" sebelumnya merupakan buku yang ditulis dan dirilis oleh Diaz Hendropriyono pada 2023.
Isu perubahan iklim diketahui menjadi salah satu tantangan strategis Indonesia yang menjadi dasar pertimbangan dari penyusunan visi Asta Cita gagasan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Oleh karena itu, percepatan pencapaian target pembangunan berkelanjutan dan emisi nol karbon menjadi salah satu prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.*
Baca juga: Meningkatkan lahan pangan per kapita untuk kedaulatan pangan
Baca juga: DPR periode 2024-2029 siapkan UU perkuat perdagangan karbon
Diaz menggantikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong yang kementeriannya kini dimekarkan menjadi dua yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
Lahir di Jakarta pada 25 September, Diaz merupakan putra Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tahun 2001-2004 A.M. Hendropriyono. Setelah lulus pendidikan tingkat menengah, ia melanjutkan studinya ke Norwich Military University di Amerika Serikat dimana ia meraih gelar Bachelor of Science in Management dengan predikat cum laude pada tahun 1999.
Selain lulus dengan cum laude, ia meraih penghargaan Dean's List yang diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- di semua mata pelajaran. Selain itu, ia juga meraih penghargaan Delta Mu Delta yang dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20 persen tertinggi.
Baca juga: Menteri LH Hanif Faisol bawa segudang pengalaman hadapi isu lingkungan
Baca juga: KLHK dipisah, Presiden umumkan Kementerian LH/BPLH dan Kemenhut
Diaz kemudian menempuh pendidikan pascasarjana di Hawaii Pacific University dengan mengambil dua program studi yakni Master of Business Administrasion dan Master of Arts in Global Leadership di mana dirinya berhasil lulus dari kedua program tersebut pada 2013.
Ia memulai kariernya di dunia profesional dengan bekerja di bagian penjualan PT KIA Otomotif Indonesia pada 1999-2000. Selanjutnya, pada 2000-2001 Diaz menjadi direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan distribusi makanan laut yang dibekukan.
Kiprahnya di dunia politik bermula saat dirinya menjadi salah satu tokoh yang aktif mendukung Joko Widodo saat masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Pada 2015 Diaz ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkomsel. Kemudian, saat masa pemerintahan presiden ketujuh Joko Widodo, Diaz ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden.
Diaz diketahui menaruh perhatian khusus terhadap isu-isu lingkungan di mana dalam beberapa kesempatan ia menyuarakan soal dampak gas rumah kaca terhadap perubahan iklim.
Kepedulian terhadap isu emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim mendorongnya untuk membuat sebuah film dokumenter bersama Deddy Corbuzier dengan judul "Dangerous Humans: Towards Zero eMissions?" yang dirilis pada Oktober 2024.
Film dokumenter itu merupakan dokumentasi pekerjaan Diaz selama menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI. Dalam film tersebut, Diaz menyampaikan bahwa krisis iklim akan menyebabkan kerusakan pada kehidupan manusia. Namun, dampak itu bisa dicegah asalkan masyarakat mau menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
"Dangerous Humans: Towards Zero eMissions?" sebelumnya merupakan buku yang ditulis dan dirilis oleh Diaz Hendropriyono pada 2023.
Isu perubahan iklim diketahui menjadi salah satu tantangan strategis Indonesia yang menjadi dasar pertimbangan dari penyusunan visi Asta Cita gagasan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Oleh karena itu, percepatan pencapaian target pembangunan berkelanjutan dan emisi nol karbon menjadi salah satu prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.*
Baca juga: Meningkatkan lahan pangan per kapita untuk kedaulatan pangan
Baca juga: DPR periode 2024-2029 siapkan UU perkuat perdagangan karbon
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024
Tags: