Jakarta (ANTARA) - Usai dilantik menjadi presiden ke-8 pada Minggu (20/10) di gedung MPR, Prabowo Subianto langsung mengumumkan nama para menteri dan wakil menteri yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih.

Dari puluhan nama yang disebut Prabowo dalam jumpa pers di Istana Negara, ada nama Budi Gunawan.

Budi Gunawan yang menggunakan batik pun muncul dalam jumpa pers di Istana Negara pada malam itu. Budi Gunawan disebut akan menempati jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam).

Ketika era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) kementerian ini dinamakan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Kini, jumlah menteri semakin bertambah karena banyak instansi yang sebelumnya menyatu menjadi terpisah, sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi).

Jenderal Polisi (Pur) Budi Gunawan merupakan tokoh yang telah malang melintang di dunia pemerintahan. Karirnya yang begitu cemerlang di Polri membuat dirinya kembali dipanggil untuk mengepalai instansi lain.

Yang paling terakhir, Budi Gunawan telah menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama 8 tahun. Itu merupakan rentang jabatan yang cukup lama untuk seorang kepala BIN.

Karir cemerlang pria kelahiran 11 Desember 1959 ini dimulai ketika dirinya masuk ke Akabri (sekarang akademi) Kepolisian seusai lulus dari SMA pada 1979. Dia pun lulus dari Akabri tahun 1983 dan dinyatakan sebagai lulusan terbaik perwira polisi.

Setelah lulus, ketertarikan Budi Gunawan untuk tetap mengenyam pendidikan tampaknya tidak terbendung. Hal tersebut terlihat dari upayanya dalam menempuh sekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang diselesaikan pada 1986.

Tidak hanya itu, Budi juga sempat menimba ilmu di universitas umum, yakni di Universitas Satya Gama dan Universitas Tri Sakti.


Karir di Polri

Karir polisi Budi Gunawan dimulai ketika dirinya menjabat sebagai Kapolsekta Tanjung Karang Barat, Poltabes Bandar Lampung.

Setelah itu, Budi mulai banyak mengemban tugas di bidang lalulintas. Beberapa jabatan pun pernah dia emban, di antaranya Kasatlantas Poltabes Palembang, Sesditlantas Polda Lampung, Kabag Suslantas Sundit Regident Ditlantas Polri.

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, ini juga sempat menjabat sebagai Kapolresta Bogor.

Akibat prestasinya yang cemerlang di dunia pendidikan dan Polri, Budi Gunawan pun mendapatkan tugas baru sebagai pamen SSDM Polri, yakni pengawal Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri.

Dia mengawal Megawati sejak masih jadi wakil presiden hingga presiden, yakni dari kurun waktu 1999-2004.

Usai mengemban tugas sebagai pengawal Megawati, Budi Gunawan pun sudah ditunggu kesatuan Polri untuk mengemban beberapa jabatan besar.

Jabatan yang dia emban setelah menjadi ajudan Megawati, yakni Kepala Biro Bimbingan Karir SSDM Mabes Polri pada 2004-2006, Kepala Selapa Lemdiklat Polri pada 2006-2008, Kapolda Jambi 2008-2009 yang saat itu merupakan polda tipe B, Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Binkum) Polri 2009-2010, Kapolda Bali 2021, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) 2012-2015 dan Wakapolri 2015-2016.


Kontroversi

Pada 2015, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sempat mengajukan nama Budi Gunawan untuk menjadi calon tunggal Kapolri. Namun saat pengajuan itu, Komisi Pemberantasan Korupsi yang kala itu diketuai oleh Agus Rahardjo menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka atas kepemilikan rekening gendut.

Di satu sisi, Polri juga menahan Wakil Ketua KPK, saat itu Bambang Widjajanto. Situasi itu pun memanas hingga akhirnya menimbulkan istilah "cicak vs buaya" era Jokowi.

Di tengah dualisme antara lembaga hukum itu, Presiden Jokowi meminta secara tegas kepada KPK dan Polri agar menjalankan proses hukum secara objektif dan sesuai dengan undang-undang.

Setelah beberapa waktu kemudian, Budi Gunawan menang dalam sidang praperadilan, sehingga status dia sebagai tersangka pun gugur.

Budi Gunawan pun akhirnya menjabat sebagai Wakapolri mendampingi Kapolri kala Itu Jenderal Pol Badrodin Haiti.


Kepala BIN

Setelah carut marut itu selesai, Jokowi lalu menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala BIN pada 2016. Dia menjadi pejabat polisi ke dua yang mengepalai BIN, setelah sebelumnya, Jenderal Polisi (Pur) Sutanto yang menjabat sejak Oktober.

Selama menjabat sebagai kepala BIN, Budi Gunawan telah melakukan beragam terobosan, seperti membuat divisi baru, yakni Deputi Bidang Intelijen Siber dan Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur.

Budi Gunawan juga berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BIN dengan cara memberikan pendidikan yang terbaik untuk seluruh anak buahnya.

Upaya yang dia lakukan adalah mengembangkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dengan cara menyediakan fasilitas belajar terbaik dan tenaga pengajar yang profesional.

Karena kontribusi itulah Budi didapuk menjadi Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) pada 2018. Tidak hanya di bidang intelijen, Budi Gunawan juga diberikan mandat Ketua Umum PB E-Sport selama dia menjabat sebagai kepala BIN.

Jabatan BIN tersebut Budi pegang hingga akhir masa pemerintahan Jokowi di 2024. Kini di era pemerintahan Prabowo-Gibran, Budi mengemban jabatan baru sebagai Menko Polkam.


Tantangan

Sang pendahulu, yakni Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, tentu telah memberikan kontribusi terbaik selama memimpin instansti selama 8 bulan terakhir.

Beragam permasalahan telah dia hadapi, yakni operasi penangkalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, pembebasan pilot Philips Marten asal Swedia, pengawalan Pilpres hingga mengatasi permasalahan peretasan sistem data nasional.

Namun, Hadi juga meninggalkan banyak pekerjaan rumah untuk Budi Gunawan. Beberapa di antaranya adalah keberlangsungan Satgas Judi Online dalam memberantas praktik perjudian daring, pemberantasan pinjaman daring, penguatan tiga Pusat Data Nasional (PDN), penumpasan KKB melalui pendekatan yang humanis, pengamanan jalannya Pilkada 2024 hingga yang terakhir wacana pembentukan matra ke empat TNI, yakni Angkatan Siber.

Mungkin masih banyak lagi dokumen-dokumen "PR" yang ditinggalkan Hadi di meja kerja Budi Gunawan.

Kini, dengan segala pengalaman yang ada, Budi Gunawan harus menuntaskan seluruh pekerjaan tersebut dan memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat.