Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 13 kali gempa susulan yang mengguncang wilayah Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin sore.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin, mengatakan dari hasil diseminasi data analisis rentetan 13 gempa itu berlangsung mulai dari pukul 12.24 WIT hingga pukul 16.20 WIT dengan guncangan terbesar 5,7 magnitudo.

BMKG mengkonfirmasi magnitudo terbesar 5,7 terdeteksi pada pukul 15.32 WIT. Pusatnya berada di laut pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 1,10 derajat Lintang Selatan (LS) ; 127,38 derajat Bujur Timur (BT), atau berjarak 4 kilometer dari arah barat daya Laut Obi Utara, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Sementara diduga gempa dangkal itu dipicu akibat adanya aktivitas subduksi sesar aktif. Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Baca juga: BMKG: Deformasi batuan picu gempa Maluku Utara, tak berpotensi tsunami

Gempa ini dirasakan beberapa saat di Kota Labuha, Pulau Obi, dan sekitarnya, dengan skala intensitas III-IV MMI.

Meski begitu, kata dia, gempa tektonik yang memiliki parameter terkini dengan magnitudo 5,2 tersebut dipastikan tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang diragukan kebenarannya, kecuali dari hasil analisis peristiwa menyeluruh yang dilaporkan oleh lembaga ini, dan selalu mengikuti panduan mitigasi dampak bencana dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Maluku Utara.

Baca juga: Gempa 5,1 magnitudo terjadi di Maluku Utara
Baca juga: BMKG: Waspada potensi hujan sedang-lebat berpetir di DIY hari ini
Baca juga: BMKG: Cerah berawan hingga hujan ringan bakal guyur NTB sepekan ini