Bengkayang (ANTARA) - Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat menyatakan, potensi yang dimiliki Desa Jagoi Babang dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat.


Kadis Disporapar Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara di Bengkayang, Senin menyatakan, Desa Wisata Jagoi Babang terdapat Rumah Adat Baluk yang merupakan rumah adat suku Dayak Bidayuh. Bentuk Rumah adat ini sangat berbeda dari rumah adat suku Dayak lainnya.

Rumah Adat Baluk ini berbentuk bundar, berdiameter kurang lebih 10 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter.

Kemudian disanggah sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang menyerupai titian.

"Ketinggian ini menggambarkan kedudukan atau tempat Kamang Triyuh (roh leluhur) yang harus dihormati," kata Made.

Secara administratif, Desa Jagoi berbatasan langsung dengan Serikin atau Sarawak, Malaysia di sebelah timur dan berjarak tiga kilometer dari Kecamatan Jagoi Babang, dan 105 kilometer dari Kabupaten Bengkayang.

Sementara kepariwisataan di desa Jagoi terdiri atas wisata budaya yaitu situs Kampung Budaya Bung Kupua’k, perbatasan Indonesia-Malaysia (titik nol), Sentra Kerajinan Kampung Kreatif dan agenda Tradisional suku Dayak Bidayuh perbatasan Gawia Sowa.

Ia mengatakan, Disporapar Bengkayang terus mengembangkan daya tarik wisata yang ada di Jagoi Babang sehingga dapat menarik minat wisatawan berkunjung di Jagoi Babang.

"Kita juga kemaskan paket wisata jelajah Goa Pate dan paket wisata sehari di Serawak Malaysia. Ke depan juga kita upayakan mengajak saudara -saudara dari Malaysia agar lebih banyak datang ke Indonesia, paket wisata yang akan segera dikembangkan adalah paket wisata dan jelajah Budaya Nyobeng," katanya.

Selain itu, wisatawan yang hendak berwisata ke Jagoi Babang juga dapat menikmati alam buatan yang dikenal dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Ada titik nol, sebuah monumen beton sederhana yang menandai perbatasan antara Indonesia dan Malaysia Sarawak.

"Titik Nol bukan hanya tentang garis imajiner yang membagi dua negara. Di tempat ini kita menemukan perpaduan budaya yang menarik, sejarah yang kaya, dan panorama alam yang memukau," katanya.

Tempat-tempat menarik lainnya seperti kampung kreatif yang menyuguhkan kearifan lokal berpadu dengan sentuhan modern dalam kerajinan rotan yang memukau.

Ada rumah Baluk Dayak Bidayuh, ada tradisi Gawia Sowa yang dilakukan setiap tahunnya dalam peringatan syukur hasil panen.

Gawia Sowa merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur Dayak Bidayuh. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Jubata, sang pencipta, atas limpahan panen, kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan desa.

"Gawia Sowa bukan hanya tentang tradisi dan budaya, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan antar masyarakat Dayak Bidayuh," katanya menjelaskan.

Kemudian ada wisata Bung Kupuak, wisata alat musik tradisional alunan Silotuang. Alat musik ini terbuat dari bambu yang bisa dimainkan sendiri atau berkelompok.

Di Desa Jagoi juga memiliki produk ekonomi kreatif berupa anyaman bidae (bidai). Tikar tradisional ini terbuat dari rotan dan kulit kayu dan kerajinan tangan lainnya berasal dari rotan.

Dengan banyaknya potensi yang dimiliki tersebut, dia berharap, Jagoi Babang dapat tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan, memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian budaya dan lingkungan.

"Pariwisata diharapkan mampu menjadi katalisator dalam menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat Dayak Bidayuh," katanya.

Desa Wisata Jagoi Babang terus berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan paket wisata yang menarik dan unik.

Dengan demikian, daya tarik desa wisata ini akan semakin meningkat dan mampu menarik minat wisatawan yang lebih luas.