Moskow (ANTARA) - Pemilihan presiden Amerika Serikat kemungkinan tidak akan berdampak signifikan terhadap krisis Ukraina karena sikap kubu Demokrat dan Republik di Washington DC relatif sama dalam mendukung Ukraina dan melawan Rusia, kata seorang pejabat Kemlu Rusia.

"Pemilu AS sepertinya tidak akan berdampak signifikan terhadap situasi seputar krisis Ukraina. Sudah diketahui umum bahwa telah lama ada konsensus bipartisan mengenai dukungan untuk Ukraina dan melawan Rusia," kata Aleksey Polishchuk, kepala departemen CIS kedua Kementerian Luar Negeri Rusia.

Seperti diberitakan Sputnik dari Moskow, Senin, Polischuk lebih lanjut mengatakan pernyataan Kiev baru-baru ini jelas ditujukan untuk mempengaruhi kampanye presiden AS dengan cara yang bermanfaat bagi Ukraina.

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan rencana untuk mengakhiri konflik di Ukraina kepada parlemen. Dokumen tersebut mencakup lima poin dan tiga tambahan rahasia.

Secara khusus, pemimpin Ukraina itu mengusulkan agar mengundang Ukraina ke NATO dengan keanggotaan berikutnya, mencabut pembatasan serangan jauh ke Rusia, dan mengerahkan "paket pencegahan non-nuklir yang komprehensif" di wilayah Ukraina untuk membendung Rusia.

Berdasarkan rencana yang dipaparkan Zelenskyy tersebut, konflik harus berakhir paling lambat pada 2025.

Pemilihan presiden AS akan digelar pada 5 November. Partai Demokrat menjagokan Wakil Presiden Kamala Harris, dan Partai Republik diwakili mantan Presiden Donald Trump.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Laporan: Pennsylvania dapat keuntungan ekonomi dari konflik Ukraina
Baca juga: Presiden Biden yakin Putin tidak akan bertahan dalam perang Ukraina ​​​​​​​