Jakarta (ANTARA) - Yuliot Tanjung adalah pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), 7 Oktober 1963.

Dia merupakan Wakil Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dipilih kembali untuk mengisi jabatan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet Merah Putih besutan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Di Kementerian ESDM, dia dipasangkan dengan Bahlil Lahadalia yang merupakan partner sebelumnya ketika di Kementerian Investasi.

Yuliot mengenyam pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Padang Panjang yang ada di Sumbar, lalu melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu universitas terkemuka di Indonesia, yakni Universitas Andalas dengan gelar sarjana (S1) di bidang produksi ternak.

Yuliot melanjutkan pendidikannya dengan memperoleh gelar Magister Manajemen (S2) dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM, sebuah institusi yang memiliki reputasi tinggi dalam bidang manajemen.

Dia merupakan 'orang dalam' dari Kementerian Investasi/BKPM , karena telah berkarier di sana sejak tahun 1988.

Hampir tiga dekade di BKPM, Yuliot telah menempati berbagai posisi strategis di lembaga tersebut, seperti Kepala Kantor Perwakilan BKPM di Taiwan, Kepala Biro Perencanaan dan Informasi, Direktur Promosi dalam Negeri pada Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal di tahun 2006.

Kemudian di tahun 2014 hingga 2019, ia dipercaya untuk memegang posisi sebagai Direktur Deregulasi Penanaman Modal pada Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal. Di posisi ini Yuliot berperan penting dalam deregulasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia.

Lalu pada tahun 2020, Yuliot semakin memperkuat posisinya dengan menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal di BKPM, sebelum akhirnya pada 18 Juli 2024, dirinya ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri Investasi Indonesia/Wakil Kepala BKPM, mendampingi Menteri Investasi kala itu, Bahlil Lahadalia.


Mendampingi Bahlil

Meski rekam jejaknya sangat erat terhadap persoalan investasi, namun sosok Yuliot dikenal sebagai orang yang adaptif dan tekun dalam menjalankan tugas. Hal inilah yang menjadikan dirinya ditunjuk oleh Presiden Prabowo untuk kembali mendampingi Bahlil di Kementerian ESDM.

Yuliot diharapkan bisa membantu membuat kebijakan yang mampu mengoptimalisasi potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di tanah air yang tercatat memiliki proyeksi kapasitas mencapai 3.686 gigawatt.

Selanjutnya, sama seperti Bahlil, dirinya mengemban tanggung jawab untuk melanjutkan hilirisasi yang berbasiskan sumber daya alam untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Kemudian, ia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi penentangan dunia internasional terhadap beleid hilirisasi, serta mewujudkan harapan dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang meminta untuk meningkatkan lifting migas. Hal ini supaya bisa mengurangi impor migas Indonesia yang tercatat masih cukup tinggi yakni 297 juta barel.
Baca juga: Wamen Yuliot: Percepatan investasi di IKN jadi prioritas
Baca juga: Profil Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung