Pekanbaru (ANTARA News) - Titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau menurut hasil rekaman Satelit Modis Terra dan Aqua, Kamis sore kembali bertambah dari 16 menjadi 130 titik yang tersebar disejumlah wilayah kabupaten/kota, demikian data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau.

"Terbanyak masih di Kabupaten Rokan Hilir yakni 85 titik yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan di dearah itu," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Kamis malam.

Selain itu, menurut data, titik panas juga terdeteksi berada di wilayah Kota Dumai yakni 29 titik, dam Kabupaten Bengkalis sebanyak 9 "hotspot".

Sementara di Kabupaten Rokan Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing terdapat dua titik panas dan satu lagi berada di Kuantan Singingi.

Sementara itu Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura merekam keberadaan 37 titik panas, 26 di antaranya berada di Provinsi Riau meliputi Kabupaten Rokan Hilir (8 titik), Rokan Hulu (1), Bengkalis (2), Kampar (2), Pelalawan (5), Indragiri Hulu (3), Indragiri Hilir (1), dan Kuantan Singingi (4 titik).

Titik panas merupakan hasil pendeteksian satelit dengan suhu udara di atas 40 derajat celsius sehingga patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.

Peristiwa itu dilaporkan juga telah menyebabkan sebagian wilayah seperti Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis dan Kota Dumai mulai terselimuti kabut asap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan saat ini arah angin cenderung menuju ke sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kabut asao saat ini telah berada di wilayah perairan Selat Malaka.
(KR-FZR/M009)